"Ketika sampai pada momen itu, wisatawan memesan hotel untuk tempat tidur," kata Robbins kepada CNN Travel, sebelum menunjukkan bahwa industri hotel utamanya memang difokuskan pada hal-hal yang benar-benar membayar kurang tidur atau istirahat di masa lalu.
"Orang sering mengasosiasikan perjalanan dengan makanan mewah, memperlambat waktu tidur mereka, atraksi dan hal-hal yang Anda lakukan saat Anda bepergian, yang benar-benar seakan hampir dengan mengorbankan tidur," tambahnya.
Baca Juga:
5 Tips Ini Cocok untuk Traveling yang Minim Budget
"Sekarang, saya pikir baru saja terjadi pergeseran seismik besar dalam kesadaran dan prioritas kolektif kita pada kesehatan dan kesejahteraan," ucapnya.
Pandemi global tampaknya telah memainkan peran besar dalam hal ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa 40% dari lebih dari 2.500 orang dewasa yang ambil bagian, melaporkan bahwa terjadi penurunan kualitas tidur yang mereka alami sejak awal pandemi.
"Perhatian soal tidur di era pandemi Covid-19 telah meningkat, dan kemungkinan besar itu terjadi karena begitu banyak orang yang kesulitan dengan tidur," beber Robbins.
Baca Juga:
4 Tips Bagi Traveling yang Minim Budget
Ahli hipnoterapi, meditasi, dan pelatih holistik, Malminder Gill, juga memperhatikan perubahan sikap manusia terhadap tidur.
"Karena tidak mengherankan jika tidur merupakan aspek penting dalam hidup kita. Kurang tidur dapat menyebabkan banyak masalah berbeda dalam tubuh, dan kesehatan mental Anda," terang Gill.
"Jadi, kecemasan, depresi, suasana hati yang buruk, perubahan suasana hati, dan semacamnya, adalah sesuatu yang berada di atas rasa lelah," imbuhnya. [qnt]