WahanaNews.co | Puluhan petani dan pekerja Koperasi Sawit Makmur (Kopsa-M) Desa Perhentian Raja, Kampar, Riau, menyampaikan curhatnya ke Kantor Staf Presiden (KSP). Mereka menuturkan tak mendapatkan gaji selama 3 bulan, hingga soal kepengurusan yang mulai tak jelas.
Curhat itu disampaikan petani dan pekerja di Balai Desa Pangkalan Baru saat ada verifikasi lapangan. Hadir perwakilan KSP, Kepala Deputi II KSP Abetnego Tarigan.
Baca Juga:
Bappebti Pilih Kalbar Jadi Tuan Rumah Literasi Bursa CPO ke-4
"Sejak awal pendirian dan pembangunan koperasi dan bertukar ganti kepengurusan, tidak pernah timbul masalah terkait lahan. Di saat pengurus sekarang semua menjadi terabaikan," kata seorang petani bernama Aprinus, kepada wartawan, Jumat (12/11/2021).
Aprinus mengatakan, selama koperasi itu dipimpin Antoni Hamzah, banyak petani dan pekerja mulai sengsara. Terbaru, kata dia, gaji para pekerja tak dibayar hingga 3 bulan.
"Kepemimpinan dia ini menyengsarakan petani dan pekerja. Dia juga tidak pernah mendengarkan aspirasi petani asli Kopsa-M," ucapnya.
Baca Juga:
Kriteria Sosok Capres di Mata 20 Juta Petani-Bos Sawit
Kepala Desa Pangkalan Baru, Yusri Erwin, yang hadir, turut mengamini curhat dari petani. Kepada KSP, Yusri mengaku kerap diabaikan oleh kepengurusan di koperasi yang ada di desanya tersebut.
"Saudara Antoni tidak pernah menganggap dan menghargai kami sebagai pembina di desa ini. Segala tindak tanduk itu dilakukan atas kemauannya sendiri dan masyarakat jadi tidak sejalan," ujarnya.
Yusri sangat prihatin atas situasi yang menimpa desanya itu. Terlebih, kebun sawit koperasi dalam 3 bulan terakhir ini terbengkalai karena kebun tidak terurus dan pekerja tidak mendapat gaji.