WahanaNews.co | Ketersediaan
oksigen di RSUP Dr Sardjito dalam kondisi kritis pada Sabtu (3/7) malam. Belakangan,
muncul kabar 6 pasien corona yang menjalani perawatan di IGD RSUP Dr Sardjito
meninggal dunia.
Baca Juga:
IDI Ingatkan Masyarakat Agar Tidak Abaikan Risiko Penularan COVID-19
Informasi tersebut diutarakan anggota DPRD DIY M Yazid. Dia
mengaku mendapatkan informasi valid dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan.
"Ya saya dengar dari relawan di lapangan, barusan
memberikan kabar bahwa RS Sardjito kehabisan oksigen. Ini kita sayangkan,
karena ini tragedi kemanusiaan. Artinya pemerintah mestinya tanggung jawab
mestinya," ujar Yazid dihubungi wartawan, Sabtu (3/7).
"Sudah konfirmasi kepada teman-teman di lapangan, yang
saya dengar 6 (pasien meninggal dunia) tapi yang sekarang ada di IGD itu ada
20-an (dirawat). Di mana Sardjito, rumah sakit kelas satu itu mestinya harus
tidak terjadi seperti ini, kita sayangkan sekali," imbuhnya.
Baca Juga:
Varian Covid-19 Terbaru, WHO Peringatkan Potensi Bahaya Arcturus
Yazid mengaku mendapat informasi itu langsung dari petugas
dan relawan yang berada di lapangan.
"Insyaallah berita ini bisa kami pertanggung
jawabkan," tegasnya.
Sementara itu di hubungi terpisah, Direktur Utama RSUP Dr
Sardjito Rukmono Siswishanto belum memberikan jawaban pasti terkait kabar
meninggalnya 6 pasien corona itu.
"Saya belum konfirmasikan nih (informasi tersebut). Ini
kita masih fokus ke pasokan oksigen yang mengalami keterlambatan pasokannya.
Doakan supaya pasokan segera dapat terlaksana," kata Rukmono, Sabtu (3/7)
malam.
Dalam wawancara sebelumnya, Rukmono menyebut kasus kematian
pasien corona di RSUP Dr Sardjito cukup tinggi. Namun ia menegaskan kematian
pasien corona bukan karena oksigen, melainkan kondisi keparahan pasien.
"Oh ndak, meninggal bukan karena oksigennya, yang
meninggal karena berat-berat pasiennya. Dan memang kita fokuskan di Sardjito
memang kasus yang berat. Memang tingkat kematiannya memang tinggi," kata
Rukmono.
Sedangkan Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito
Banu Hermawan mengakui hari ini ada pasien corona yang meninggal tetapi
disebabkan kondisi klinis.
"Kalau yang sebelum Isya, itu memang (ada yang
meninggal karena) kondisi klinis. Tapi ini yang setelah Isya ini, saya belum
bisa mendata lagi. Kita tidak bisa menggeneralisasi bahwa mereka meninggal
karena (kekurangan) oksigen," kata Banu.
Dari data pihak rumah sakit, ada 277 pasien corona yang
dirawat di RSUP Dr Sardjito. Sementara jumlah tempat tidur untuk pasien corona
berjumlah 328. Rinciannya, 84,88 persen BOR ruang isolasi corona dan 88,89
persen BOR ruang ICU corona.
Diberitakan sebelumnya, Rukmono membenarkan persediaan
oksigen menipis. Akan tetapi, menurutnya pasokan oksigen segera datang dari
Kendal, Jawa Tengah dan Gresik, Jawa Timur.
"Bukan kehabisan ini lagi nunggu aja. Nunggu pasokan
tapi tidak habis," kata Rukmono.
Diperkirakan pasokan oksigen tiba di Sardjito pada tengah
malam. Berapa jumlah oksigen yang akan datang Rukmono tidak merincinya.
"Sudah dalam perjalan. Tiba mungkin tengah malam kita
masih tunggu karena ada beberapa kendaraan yang datang dari Kendal maupun
Gresik," ujarnya.
Dia menjelaskan kondisi menipisnya stok oksigen terjadi di
seluruh Pulau Jawa. Oksigen harus dibagi ke sejumlah rumah sakit sehingga
setiap rumah sakit tidak bisa mendapat secara penuh.
"Memang menipis tapi bisa ditangani. Kondisinya
(oksigen) dibagi seluruh rumah sakit di Jawa jadi tidak bisa di-kebaki
(penuhi). Tapi ora terus ora ono oksigen (tapi tidak terus lalu tidak ada
oksigen)," pungkasnya. [qnt]