WahanaNews.co | Pejabat dan pakar kesehatan global di luar China galau menyaksikan lonjakan kasus Covid-19 lagi di negara itu.
Mereka khawatir negara berpenduduk 1,4 miliar orang itu tidak melakukan vaksinasi secara memadai.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Di samping itu, para pejabat dan pakar kesehatan global cemas China mungkin tidak memiliki alat perawatan kesehatan untuk mengobati penyakit yang diperkirakan akan membunuh lebih dari sejuta orang hingga 2023 tersebut.
Beberapa pejabat AS dan Eropa pun berjuang untuk mencari tahu bagaimana cara mereka dapat membantu mengurangi krisis yang dikhawatirkan akan merugikan ekonomi global, semakin membatasi rantai pasokan perusahaan, dan menelurkan varian baru virus corona di kemudian hari di China.
"Kami telah menegaskan bahwa kami siap membantu dengan cara apa pun yang dianggap dapat diterima," kata Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada Selasa (20/12/2022).
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Dikutip dari Reuters, pakar kesehatan dari negara-negara di luar China mengatakan, persiapan awal sistem perawatan kesehatan, pengumpulan dan penyebarluasan data yang akurat, serta komunikasi terbuka semuanya penting untuk memerangi infeksi massal virus corona di "Negeri Tirai Bambu".
Mereka melihat, banyak dari elemen tersebut tampaknya kurang terwujud di China.
Presiden Xi Jinping telah lama menegaskan bahwa sistem satu partai di negara itu paling cocok untuk menangani penyakit ini, dan bahwa vaksin China lebih unggul daripada vaksin barat, meskipun ada bukti yang bertentangan.