WahanaNews.co | China mengubah cara penghitungan kasus kematian akibat Covid-19 saat mencuat dugaan angka orang yang meninggal karena virus corona di Negeri Tirai Bambu semakin meroket.
Perubahan ini dilakukan setelah viral sejumlah foto menunjukkan jasad diduga pasien Covid berjajar di krematorium dan kamar mayat rumah sakit.
Baca Juga:
Jangan Sembarangan Install Aplikasi Gratis di Hp, Bahaya Pencurian Data Pribadi
Seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional China (National Health Commission/NHC), Wang Guiqiang, mengatakan bahwa setelah metode penghitungan diganti, jumlah kematian akibat Covid langsung nihil.
Menurut Wang, metode penghitungan ini sangat berpengaruh karena sebelumnya, pihak berwenang menganggap semua orang yang meninggal ketika sedang mengidap Covid sebagai "kematian akibat Covid."
Kini, jika pasien meninggal ketika mengidap Covid varian Omicron, maka penyebab kematiannya dianggap bukan akibat corona, tapi penyakit bawaan orang itu.
Baca Juga:
Bakamla Sebut Jumlah Kapal Patroli di ZEE Natuna Utara Belum Ideal
"Warga manula memiliki kondisi kesehatan bawaan sebelumnya. Hanya sebagian kecil dari mereka yang meninggal karena masalah pernapasan akibat infeksi Covid," ucap Wang, seperti dikutip AFP.
Seorang ahli kesehatan global dari Dewan Relasi Luar Negeri, Yanzhong Huang, mengkritik keputusan China ini.
"Definisi yang hanya berfokus pada kegagalan pernapasan akan membuat banyak kematian akibat Covid tak terhitung," ucap Yanzhong.