WahanaNews.co | Fenomena muda mudi Citayam nongkrong di dekat Stasiun Dukuh Atas Jakarta belakangan telah jadi perbincangan hangat.
Kekhawatiran pun muncul usai muncul problematika seperti sampah yang berserakan hingga banyaknya perokok belia di Dukuh Atas.
Baca Juga:
Libur Waisak 2025, Pengunjung TMII Tercatat 22 Ribu Orang
Karena itu, Pemprov DKI pun diminta untuk memberdayakan para remaja yang datang ke Dukuh Atas. Peneliti tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mengatakan, pemberdayaan itu dilakukan agar kawasan Dukuh Atas tak menjadi kekumuhan baru di Jakarta.
"Ada panggung fashion, panggung musik, mereka datang bawa alat lukis boleh, gitar nyanyi-nyayi di situ jadi panggung. Jangan jadikan Dukuh Atas jadi kekumuhan baru. Kerja sama dengan MRT, Kereta Api," kata Yayat kepada wartawan, Jumat (8/7/2022) malam.
Yayat menjelaskan pentingnya ruang pemberdayaan untuk para remaja yang nongkrong di Dukuh Atas. Menurutnya hal itu guna menyalurkan kreativitas para remaja tersebut agar tak hanya nongkrong dan pacaran di Dukuh Atas.
Baca Juga:
Pria di Mangga Dua Ditangkap karena Ancam Warga Pakai Sajam, Positif Sabu
"Jadi Jadikan Dukuh Atas panggung kreativitas, inovasi, fashion. Tempat kan ada, tapi harus ada siapa yang jadi pendamping. Jangan mereka malah bikin aturan sendiri," katanya.
"Dinas LH nyapu-nyapu, jaga kebersihan, Satpol PP jagain, Dishub atur penyeberangan dan lainnya. Maka dibutuhkan ada seniman, atau senior yang samperi anak-anak. Yang datang seperti tokoh," lanjut Yayat.
Yayat melanjutkan, pemerintah tidak bisa membatasi orang yang ingin datang dan nongkrong di Dukuh Atas.