Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan dari 241 kasus itu, sebanyak 133 orang dinyatakan meninggal dunia.
Jumlah kematian itu mencapai 55 persen dari total kasus yang ada. Selain itu, kasus gagal ginjal akut ini pun telah ditemukan di 22 provinsi di Indonesia.
Baca Juga:
Bulan Solidaritas Palestina 2024: Ribuan Masyarakat Lampung Berlayar dan Kibarkan Bendera di Selat Sunda
"Sampai sekarang kita sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gagal ginjal akut atau AKI [acute kidney injury] di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus," kata Budi dalam konferensi pers, Jumat (21/10).
Budi menegaskan kasus gagal ginjal akut di Indonesia bukan disebabkan infeksi virus corona atau Covid-19 dan vaksinasi. Hal itu diketahui usai Kemenkes melakukan penelitian pada September lalu.
"Apa ini karena Covid? Ternyata enggak. Apakah karena vaksin? Di bawah lima tahun tidak divaksin," ucapnya.
Baca Juga:
Terjebak Penipuan Pajak, Pedagang Sembako Kehilangan Rp298 Juta dalam Sekejap
Setelah dilakukan penelitian, Budi mengatakan gagal ginjal akut juga tidak diakibatkan oleh patogen. Klaim itu disebut Budi baru dipastikan usai Gambia melaporkan kasus serupa yang ternyata disebabkan oleh senyawa kimia.
"Dan senyawa kimianya adalah etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). Itu ditemukan," ujarnya.[zbr]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.