WAHANANEWS.CO, Medan - Di tengah seruan efisiensi anggaran dari Presiden, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menemukan kenyataan yang tak kalah mengejutkan, dan agak memalukan.
Alih-alih fokus pada program prioritas, sejumlah dinas di Pemprov Sumut justru ketahuan menganggarkan belanja barang yang terdengar lebih cocok masuk daftar belanja pesta ulang tahun, bukan APBD.
Baca Juga:
Aktifitas Galian yang Diduga Ilegal di Lumbanjulu, DISLINDUP Toba: Kalau Ada Korban Nyawa Bisa Langsung Memberhentikan Kegiatan
Salah satu contoh yang bikin geleng-geleng kepala adalah anggaran pembelian tusuk gigi senilai Rp 100 juta. Ya, tusuk gigi. Barang kecil yang biasa nongkrong di pojok meja makan, kini mendadak jadi komoditas mahal versi birokrasi.
Tak berhenti di situ, Bobby juga mengungkap kasus anggaran lain yang tak kalah nyeleneh. Badan Penghubung Pemprov Sumut di Jakarta ternyata mengajukan pembelian 15 kue tart seharga nyaris Rp 50 juta, tepatnya Rp 48.750.000.
Anggaran tersebut tercantum di situs resmi Sirup LKPP dengan kode RUP 55658358, dan rencananya dibiayai melalui APBD Provinsi Sumatera Utara tahun 2025.
Baca Juga:
Pemkab Sigi Berikan Peringatan Tegas Kepada Peternak untuk Tidak Menjual Sapi Bantuan Pemerintah
Ukuran kue tart yang direncanakan memang bukan sembarangan: 60 x 40 cm.
Tapi meski ukurannya jumbo, harganya tetap bikin masyarakat bingung, apalagi mengingat jumlahnya sampai 15 buah dan pembelian dilakukan dengan metode penunjukan langsung.
Proyek ini diumumkan pada 24 Januari 2025.
Menanggapi keanehan-keanehan anggaran ini, Bobby menegaskan komitmennya untuk membenahi pemborosan di tubuh pemerintah daerah.
Dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Sumut pada Rabu (30/4/2025), ia mengatakan sudah sejak dua bulan terakhir memeriksa secara menyeluruh dokumen anggaran dari berbagai dinas.
“Banyak (dinas yang menganggarkan secara tidak masuk akal), dan semua akan kita rapikan,” ujar Bobby.
Ia menekankan bahwa proses pengecekan ini merupakan perintah langsung dari Presiden yang meminta pemerintah daerah mengefisiensikan belanja, namun bukan pada pos penting yang dibutuhkan rakyat, melainkan justru pada pemborosan yang kerap dianggap sepele tapi menguras anggaran.
“Ini bukan soal berhemat sembarangan. Tapi jangan sampai yang penting dipangkas, sementara tusuk gigi dan kue tart malah dibela-belain,” katanya.
Bobby juga menyatakan bahwa dirinya tidak akan ragu mencoret anggaran yang dinilai tidak rasional.
Bahkan, ia berjanji akan menindak tegas aparatur sipil negara (ASN) yang tetap bersikeras mempertahankan anggaran tak masuk akal itu.
“Yang masih bandel, akan kita peringatkan. Dan anggaran seperti ini, kita coret, kita hapus,” tutup Bobby.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]