WahanaNews.co | Banyaknya burung pipit yang berjatuhan dari sebuah pohon dan mati di areal makam di Desa Pering, Kecamatan Blabatuh, Gianyar, Bali, viral di media sosial. Pemerintah daerah setempat sedang menyelidiki penyebab kematian massal jenis burung itu.
Sejumlah kemungkinan termasuk burung keracunan herbisida dan tercekam perubahan cuaca dalam semalam diungkap Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali. Namun yang pasti peristiwa burung pipit mati massal bukanlah yang pertama, di Bali maupun wilayah lain di Indonesia.
Baca Juga:
Ini Alasan Elon Musk Ubah Logo Twitter Jadi 'X'
Catatan BKSDA Bali, dalam lima tahun ke belakang saja ada setidaknya dua kejadian serupa di Desa Pering. Keduanya di Sanglah, Denpasar, dan Selemadeg, Kabupaten Tabanan.
Adapun kematian massal sangat memungkinkan karena burung pipit dikenal sebagai satwa koloni dan hidup berkelompok dalam jumlah besar.
“Ukuran burung yang kecil menyebabkan kecenderungan berkoloni dalam jumlah besar untuk mengurangi risiko terhadap predator," kata Kepala Seksi Wilayah 2, BKSDA Bali, Sulistyo Widodo, lewat siaran tertulis, seperti diberitakan ANTARA, Jumat.
Baca Juga:
Zudan Arif Tak Benci Pelapor Usai Diadukan Soal Analogi 'Burung'
Selain itu, Sulistyo menerangkan, burung pipit saat beristirahat pun bergerombol. Ia mengatakan biasanya di satu pohon yang besar bisa ada ribuan burung mungil itu berkumpul.
Tangkapan layar video temuan bangkai burung pipit dalam jumlah besar di satu area makam di Gianyar, Bali, Jumat 10 September 2021. Lokasi temuan kematian burung-burung itu menambah viral video peristiwa ini di media sosial. ANTARA/Ayu Khania Pranisitha.HO-BKSDA Bali.
Di luar Bali, peristiwa kematian massal burung pipit juga pernah viral dari Sukabumi, Jawa Barat, pada akhir Juli lalu.