WahanaNews.co | Bupati
Lembata Eliaser Yentji Sunur menetapkan status tanggap darurat penanganan
bencana banjir bandang, longsor, dan gelombang pasang yang terjadi di
wilayahnya. Pulau Lembata merupakan wilayah paling terdampak akibat terjangan Siklon
Tropis Seroja.
Baca Juga:
Gunung Ili Lewotolok Meletus, Tinggi Letusan 700 M
Berdasarkan keterangan yang diterima dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (6/4/2021), status tanggap darurat
bencana ini diterapkan selama dua minggu. Terhitung sejak tanggal 4-17 April
2021, hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lembata Nomor 326,
tertanggal 5 April 2021.
Diketahui, salah satu kabupaten Nusa Tenggara Timur (NTT)
dilanda gelombang pasang yang terjadi pada 2-5 April 2021 disertai hujan dengan
intensitas tinggi. Kondisi tersebut berdampak pada enam wilayah kecamatan,
yakni Kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, Omesuri, Buyasuri, dan
Wulandoni.
Diharapkan dengan penetapan status tanggap darurat ini,
dapat mempercepat pemulihan dan kestabilan aktivitas perekonomian dan
kelancaran arus transportasi bagi masyarakat dan wilayah terdampak.
Baca Juga:
Gunung Ili Lewotolok Erupsi Setinggi 600 Meter di Atas Puncak
Berdasarkan data yang dihimpun dari Pusat Pengendali Operasi
(Pusdalops) BNPB, terdapat enam titik lokasi pengungsian para warga terdampak,
yaitu di SMP Sabar Subur Betun, SDK Betun 1 dan 2, SDI Wemalae Betun, SDI
Bakateu, dan SDI Kletek.
Selain itu, terdapat juga satu titik posko utama yang
terletak di aula Kantor Bupati dan satu titik pos lapangan di Puskesmas
Waipukang.
Data terakhir yang berhasil dihimpun per Selasa (6/4), pukul
21.00 WIB, BNPB mencatat jumlah korban meninggal dunia di Lembata sebanyak 28
orang, korban hilang 44 orang, pengungsi 958 orang, serta korban luka-luka 98
orang.
Adapun jumlah rumah rusak ringan sebanyak 75 unit, rusak
sedang 15 unit, dan rusak berat 224 unit.
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo beserta rombongan meninjau
langsung kondisi lokasi pascabanjir bandang di Kabupaten Lembata pada Selasa
(6/4). Doni mengunjungi RSUD Lewoleba Lembata, pos pengungsian, serta fasilitas
dapur umum yang melayani kebutuhan pengungsi terdampak banjir bandang.
Doni juga sebelumnya telah memberikan instruksi kepada
koordinator di setiap pos pengungsian untuk mensosialisasikan pemahaman mengenai
COVID-19. Jadi ada upaya pencegahan penularan COVID-19 di saat suasana
penanganan pascabencana.
Menurut laporan BMKG, sebagian besar wilayah di Indonesia
berpotensi mengalami cuaca ekstrem pada periode 3-9 April 2021. BMKG juga telah
mengeluarkan peringatan dini cuaca periode 4-6 April 2021. Wilayah NTT
berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin
kencang.
Dalam sepekan ke depan potensi hujan sedang-lebat juga
diprediksi terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung,
Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta,
Jawa Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan
Papua.
BNPB terus mengimbau warga selalu siaga dan waspada terhadap
potensi cuaca ekstrem tersebut. [dhn]