WAHANANEWS.CO, Bandung - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Jawa Barat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (21/3/2025).
Aksi yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB ini menolak pengesahan revisi Undang-Undang TNI oleh DPR RI.
Baca Juga:
Daerah Lain Layak Tiru, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Pemkot Bandung Bangun TPST dengan Pola Kerjasama Pemerintah-Badan Usaha
Massa aksi mengenakan pakaian serba hitam dan menyuarakan penolakan terhadap UU TNI yang dianggap berpotensi menghidupkan kembali dwifungsi militer.
Mereka membentangkan spanduk bertuliskan "Tolak RUU TNI. Lawan Dwifungsi TNI. Kembalikan Militer ke Barak".
Selain itu, tembok pagar depan gedung DPRD dicoret dengan cat semprot, sementara kawat berduri dan rantai yang dipasang di pagar coba dilepaskan oleh para demonstran. Beberapa kali terdengar suara ledakan petasan yang diarahkan ke dalam gedung DPRD.
Baca Juga:
Baru 3 Hari Buka, Kasino Mewah di Bandung Digerebek: Polisi Temukan Uang Rp 2,7 Miliar
Situasi semakin memanas saat sejumlah peserta aksi membakar ban dan melemparkan bom molotov ke arah gedung.
Di tengah kericuhan, seorang jurnalis Kompas.com bernama Faqih menjadi korban pemukulan. Saat tengah merekam aksi demonstrasi, ia dituduh sebagai intel oleh massa.
“Massa mulai brutal dan menuduh saya sebagai intel. Saya sedang mengambil video di dekat mereka, lalu ada yang berteriak awas itu intel, yang pakai baju putih!’ ungkap Faqih.