"Temannya memberikan uang beli popok atau beli susu sebetulnya mereka itu sudah kerja sama," kata Wahyunoto.
"Pengakuannya Rp 40 ribu, indikasi lain karena bayi mau ikut jadi memang mereka sudah saling mengenal dan akrab. Tidak ada konflik dengan yang membawanya," pungkasnya.
Baca Juga:
MUI Sumut Haramkan Profesi Manusia Silver, Ini Alasannya!
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Sosiologi FISIP Universitas Indonesia Ida Ruwaida Noor menduga bayi viral yang dicat silver sengaja dititipkan sang ibunda untuk ikut meminta-minta di jalanan.
Menurut Ida, kejadian tersebut dapat dikategorikan sebagai eksploitasi anak karena sang ibunda mendapat upah setelah anaknya dititipkan kepada sepasang suami istri yang menjadi "manusia silver" di jalanan.
"Kalau Ibunya mengaku tidak tahu saya kira karena ada upah yang diberikan, bisa jadi sebetulnya ibunya tahu. Jadi ini bisa jadi eksploitasi anak," kata Ida Ruwaida dalam program "Sapa Indonesia Malam" Kompas TV, Senin (27/9/2021).
Baca Juga:
Manusia Silver Diharamkan MUI
Lebih lanjut, Ida juga mengatakan bayi laki-laki yang viral di Pamulang bisa menjadi perhatian lantaran dicat menjadi silver.
Padahal menurutnya, pelibatan bayi dan anak di bawah usia 5 tahun masih banyak terjadi di beberapa titik jalan.
"Menurut saya karena bayinya dicat silver itulah yang mengundang perhatian, tapi masih cukup banyak di titik-titik tertentu bagaimana pelibatan bayi atau anak di bawah usia 5 tahun," lanjutnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.