WahanaNews.co | Anggota DPRD Kota Tangerang Epa Emilia dipolisikan oleh Jopi Amir (26), atas dugaan penganiayaan. Epa Emilia mengklarifikasi permasalahan dengan Jopi Amir itu dipicu masalah bisnis.
"Saya ingin mengklarifikasi terkait laporan saya. Tidak berkaitan dengan keberadaan saya di partai, DPRD dan juga intinya ini tidak ini semua adalah masalah personal saya sengketa bisnis," kata Epa saat konferensi pers di Neglasari, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (23/9/2021).
Baca Juga:
Reses di RW 11 Bumi Eraska, Anim Imamuddin Resmikan Kantor Sekretariat Baru
Epa Emilia menjelaskan dirinya dan Jopi Amir menjalin kerja sama pengerjaan interior rumahnya. Epa Emilia mengaku telah mentransfer uang sebesar Rp 225 juta ke rekening Jopi Amir untuk pengerjaan interior selama 3 bulan.
Namun ternyata, pengerjaan interior itu tidak selesai dalam tempo 3 bulan. Hingga kemudian Epa mendatangi rumah Jopi Amir pada Minggu (19/9) lalu untuk menanyakan penyelesaian pengerjaan interior tersebut.
"Saya datang ke rumah kontrakannya Minggu, 19 September 2021, pukul 21.00 WIB, untuk mempertanyakan pengerjaan interior rumah saya yang nggak selesai-selesai," ucap Epa.
Baca Juga:
Masyarakat Antusias Hadiri Syukuran Anggota DPRD Rohil Periode 2024-2029, Sindi Ramadani
Pengerjaan interior itu pun dikerjakan oleh pihak ketiga. Belakangan, Epa mengetahui uang yang telah dia transfer ke Jopi tidak dibayarkan full ke pihak ketiga yang membuat interior ini.
"Katanya sudah transfer Rp 175 juta, sedangkan pengakuan di pembuat interior baru Rp 125 juta. Saya tanyakan 3 kali di lokasi tetap jawabnya Rp 125 juta. Sedangkan saya sudah bayarkan itu transfer Rp 225 Juta tapi sampai di sana (pihak ketiga) cuma Rp 125 juta dan si pembuat interior butuh 90 juta lagi," ujarnya.
Terjadi Kontak Fisik
Epa Emilia dan Jopi Amir kemudian terlibat cekcok mulut. Epa Emilia kemudian mencoba mengambil ponsel milik J untuk melihat bukti transfer, sehingga terjadi kontak fisik.
"Saya ingin tahu buktinya, akhirnya perdebatan hingga berebutan HP. Tarik menarik, tangan saya terpelintir, dan sampai saat ini pun masih," tutur Epa.
Epa saat itu ditemani sopirnya bernama Pabuadi. Pabuadi mencoba membantu Epa hingga kemudian mengeluarkan pistol--yang diakuinya pistol mainan--dan memukul Jopi Amir.
"Saat itulah Pabuadi mengeluarkan pistol mainan yang dipukul secara refleks oleh Pabuadi yang mengenai wajah Jopi Amir yang sedang melintir tangan saya," kata Epa.
Akibat kejadian tersebut, Jopi mengalami luka dan saat itu Pabuadi membawanya berobat. Keduanya pun sepakat menyelesaikan masalah dengan cara kekeluargaan dan berdamai.
Belakangan, Jopi ternyata melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Epa Emilia merasa laporan Jopi Amir telah direkayasa, sehingga ia melaporkan balik Jopi Amir ke polisi.
"Tadinya saya menilai perkara sudah selesai karena sudah ada surat pernyataan damai. Ternyata dia bikin laporan. Akhirnya kita pun buat laporan balik, dengan kejadian yang sebenar-benarnya. (J) telah membuat laporan yang sudah direkayasa," terang Epa.
Penjelasan Jopi Amir
Jopi Amir pun angkat bicara soal dugaan penganiayaan Epa Emilia dan Pabuadi. Jopi mengaku dirinya sempat ditawari damai.
"Disuruh paksa tanda tangani surat damai," ujar Jopi dalam pesan singkat kepada wartawan, Kamis (23/9).
Menurut Jopi, dia dilarang oleh Epa untuk berobat secara mandiri. Jopi mengklaim diminta berobat sesuai arahannya.
"Untuk berobat aja lebih cepat tetap dilarangnya. Terus saya dipaksa ikut dia berobat. Sangat luar biasa kalau beliau begitu cara penyelesaian perkara ini," kata Jopi.
Sementara itu, kuasa hukum Jopi, Daday Cahyadi, mengatakan kliennya mengalami trauma pascakejadian tersebut. Jopi akhirnya melaporkan Epa Emilia dan Pabuadi ke polisi. [qnt]