WahanaNews.co | Masyarakat Kabupaten Sumedang mulai merasa resah dengan tagihan PDAM yang beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan yang tinggi.
Seperti yang di rasakan oleh sejumlah warga yang berada di Blok I Perumahan Bumi Mekarjaya Indah (BMI) Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang.
Baca Juga:
Antusiasme Warga Warnai Kunjungan Irwansyah Putra ke Pasar Inpres Sumedang
Tak hanya itu, kenaikan juga dirasakan oleh salah seorang warga Desa Rancamulya, Kecamatan Sumedang Utara, Nina. Bahkan, karena kesal tagihan yang terus-terusan naik, dirinya rela untuk memutus penggunaan PDAM.
"Saya kaget kenapa pas mau bayar jadi besar. Alasannya meterannya baru. Yang dulu mah gak jalan katanya. Kata saya siapa yang suruh digenti. Soalnya saya tidak tau. Jawabannya itu aturan baru pimpinan. Jadi semua diganti tanpa ijin," ujarnya.
Diketahui, dalam beberapa bulan sebelum adanya kenaikan, Nina biasa membayar PDAM sejumlah Rp 55 ribu saja. Dikarenakan pemakaian yang digunakan hanya untuk minum saja.
Baca Juga:
Gebyar Pelayanan Prima 2024, Sumedang Kembali Bawa Pulang Penghargaan Bergengsi
"Saya itu dari meteran pasangnya gak pake pipa, tapi pake selang. Soalnya cuma untuk air minum saja sekarang naik sampai mau Rp 300 ribu. Dari Rp 55 ribu naik berapa kali lipat coba," ungkapnya.
Sementara itu, sebelumnya anggota Komisi II DPRD Sumedang dari Fraksi PKS Deni Setiawan mengaku sudah bosan dengan permasalahan PDAM yang selalu terjadi dalam pelayanan.
Deni pun meminta agar PDAM dapat cek keakuratan sistem pencatatan yang ada. Bahkan kalibrasi meteran air agar bisa menjadi sebuah keharusan.
Bahkan, ia menyebut jika target PAD Rp 1 milyar akan menjadi angan-angan kalau pelayanan tidak bisa optimal.
"Yang ada pelanggan akan banyak yang keluar. Kalau memang hasil pengecekan dianggap perlu, berbagai upaya harus dilakukan agar PDAM bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Terus berbenah diri," pungkasnya. [sdy]