WahanaNews.co | Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, melayat mendiang KGPAA Mangkunegara IX di Pura Mangkunegara, Sabtu (14/8/2021).
Gibran datang ditemani Wakil Wali Kota
Solo, Teguh Prakosa, dan Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade
Safri Simanjuntak, ke Jalan Ronggowarsito,
Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa
Tengah.
Baca Juga:
Wapres Gibran Minta Semua Kementerian dan Lembaga Sukseskan DBON
Berdasarkan pantauan wartawan, Gibran bersama rombongan yang juga dari jajaran pejabat Pemkot
itu, tiba di Pura Mangkunegaran sekitar pukul 08.15 WIB.
Rombongan datang menggunakan bus milik
Pemkot Solo.
Kedatangan Gibran di antaranya
disambut oleh istri almarhum, Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX, dan putra bungsunya, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Baca Juga:
Menko PMK Puji Puncak Acara Hari Disabilitas Internasional 2024
Gibran beserta rombongannya kemudian
menuju ke arah Ndalem Ageng Pura Mengkunegaran, tempat disemayamkan jenazah.
Tampak Gibran sempat melihat jenazah
Raja Mangkunegaran yang berada di dalam peti mati.
Usai menemui mereka, rombongan Gibran
lalu berpamitan kepada keluarga almarhum dan meninggalkan Ndalem Ageng.
Gibran mengaku mengajak sejumlah
pimpinan di Solo untuk datang melayat.
"Tadi pagi, setelah memimpin upacara, saya ajak mereka ke sini untuk
takziah sebentar," ucap dia.
Pihaknya sudah bertemu dengan istri
dan anak almarhum di Ndalem Ageng.
Ia juga menyampaikan rasa belasungkawa
kepada keluarga almarhum.
"Semoga acara besok lancar dengan
prokes dan almarhum husnul khotimah," harapnya.
Keluarga Gelar Tahlilan
Keluarga besar Pura Mangkunegaran
menggelar tahlilan dan doa untuk KGPAA Mangkunegara IX, Jumat (13/8/2021)
malam.
Jenazah KGPAA Mangkunegara IX disemayamkan
di Ndalem Ageng Puro Mangkunegaran.
Acara bertajuk Caos Dongo Nderekaken Tindakipun SIJ KGPAA Mangkunegara IX itu
dimulai pukul 19.00 WIB yang diisi dengan pembacaan tahlil dan doa bersama.
Tahlilan dilaksanakan secara tertutup,
dan dihadiri oleh putra dan putri Raja Mangkunegara IX, serta kerabat
Mangkunegaran.
Satu per satu kerabat mendekat ke peti jenazah,
untuk mendoakan dan memberi penghormatan terakhir untuk KGPAA Mangkunegara IX.
Acara yang digelar hingga pukul 20.30
WIB tersebut berjalan dengan penuh khidmat dan kekusyukan.
Pesan Raja Mangkunegaran
Putra bungsu KGPAA Mangkunegaran IX,
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo, mengaku kaget dengan kabar
meninggalnya ayahnya tersebut, karena dirinya sempat menelpon
almarhum.
"Kejadiannya mendadak, kemarin
saya teleponan sama Bapak, masih sehat ," ucap Wira di
Pura Mangkunegaran, Jumat (13/8/2021).
Wira mengatakan, kepergian ayahandanya merupakan pukulan yang berat bagi keluarga.
"Ini kehilangan yang besar untuk
Mangkunegaran, untuk keluarga," kata dia.
Lanjutnya, meskipun
dirinya masih dirundung duka, dirinya tak ingin terlalu belarut dalam
kesedihan.
Dirinya ingin melanjutkan semangat
yang dilakukan ayahnya selama ini.
"Kita harus bisa melanjutkan
semangat Kanjeng Gusti, melakukan yang terbaik untuk Mangkunegaran, untuk abdi-abdi
bersama dengan keluarga," aku dia.
"Meneruskan semangat Kanjeng
Gusti ke depannya," kata Wira.
Kemudian, dia
mengungkapkan pesan terakhir dari ayahnya ke keluarga.
Pesan itu berisi harapan almarhum agar
dapat melanjutkan cita-cita dan semangat yang almarhum ingin capai.
"Semoga keluarga selalu bisa
mengenang masa-masa indah yang sehubungan dengan Kanjeng Gusti," tuturnya.
Dimakamkan Minggu
Jenazah KGPAA Mangkunegara IX tidak
dimakamkan pada Sabtu (14/8/2021) ini.
Ternyata, ada
sejarah kenapa hari Sabtu menjadi pantangan, di antaranya untuk pemakaman.
Plt Pengageng Kabupaten Mondrokuro,
Supriyanto Waluyo, mengatakan, pemakaman
almarhum dipastikan akan dilaksanakan Minggu (15/8/2021) besok.
Meskipun Raja Mangkunegaran itu
meninggal Jumat (13/8/2021).
"Pemakamannya pasti di Astana
Girilayu Matesih Karanganyar," kata dia kepada wartawan.
Ia menuturkan, pemakaman dilakukan
hari Minggu, karena sesuai dengan adat Jawa Mataram.
Adat yang dimaksud, yaitu tidak boleh
melakukan pemakaman pada hari Sabtu.
"Itu pantangan, ziarah juga tidak
boleh dilakukan hari Sabtu," ujar dia.
Ia menuturkan, peristiwa
tersebut tidak pertama terjadi dalam pemakaman pemimpin-pemimpin.
Dia mengatakan, kejadian
tersebut pernah terjadi pada pemakaman Paku Buwono XII yang meninggal pada Jumat.
"Ini persis saat PB XII meninggal, Jumat pagi, sehingga dimakamkan Minggunya,"
pungkasnya.
Disambut Isak Tangis
Sementara itu, jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara
IX tiba di Pura Mangkunegaran Jumat (13/8/2021) sore kemarin dari Jakarta.
Kedatangan sosok yang memiliki nama
Gusti Pangeran Haryo Sudjiwo Kusumo itu disambut tangis keluarga dan kerabat
yang telah menunggunya.
Dari pantauan wartawan, jenazah
Raja Mangkunegaran itu berada di ambulans putih yang dikawal ketat mobil
patroli polisi.
Jenazah tiba di Pura Mangkunegaran
sekira pukul 16.09 WIB dari Jakarta.
Saat masuk ke Pura Mangkunegaran di
Jalan Ronggowarsito, Kelurahan Keprabon, Kacamatan Banjarsari, disambut keluarga dan saudara.
Polisi yang berjaga-jaga meminta untuk
para pelayat jaga jarak.
Adapun di dalam mobil jenazah tampak
sejumlah orang, dikabarkan anak dan keluarga dari
KGPAA Mangkuneharan IX.
Mereka tampak memakai pakaian serba
hitam.
Setelah dikeluarkan dari mobil
ambulans, peti jenazah dibawa ke dalam ruangan untuk disemanyamkan dahulu.
Pakai Baju Kebesaran Raja
Jenazah Kanjeng Gusti Pangeran Adipati
Arya (KGPAA) Mangkunegara IX akan dimakamkan di Astana Girilayu Karanganyar.
Wedhono Satrio, KRMT Lilik
Priharso Tirto Diningrat, mengatakan, Raja Mangkunegaran itu akan
dimakamkan lengkap dengan pakaian kebesarannya.
Nantinya, jenazah
KGPAA Mangkunegaran dimakamkan dengan menggunakan ageman atau pakaian kebesarannya selama menjabat sebagai raja.
"Jadi sejak dulu itu tidak ada yang
menggunakan kain kafan, semua pakai ageman
atau pakaian kebesaran," ungkapnya kepada wartawan, Jumat
(13/8/2021).
"Almarhum nanti dimasukan ke dalam peti
dan tidak dikeluarkan," jelas dia.
Dalam prosesi pemakaman, almarhum
nantinya akan dibawa dari Mangkuneran dengan menggunakan mobil sampai dengan
Astana Girilayu.
Barulah sesampainya di Astana
Girilayu, almarhum akan dibawa ke liang lahat dengan prosesi adat Jawa.
"Para kerabat yang datang dan
pembawa peti jenazah akan menggunakan pakaian Jawa," aku dia.
Pantuan di lapangan, sejak Jumat (13/8/2021), pukul 12.30 WIB,
para pengurus Astana Girilayu bersama kerabat Pura Mangkunegaran sedang
mempersiapkan makam untuk KGPAA Mangkunegara IX.
Diminta Tetap di Rumah
Masyarakat Solo diminta untuk
mendoakan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX dari
rumah.
Mereka diimbau tidak perlu datang ke
Istana Mangkunegaran untuk melayat.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak,
mengatakan, yang diizinkan melayat hanya keluarga dan kerabat Istana
Mangkunegaran saja.
"Warga yang akan melayat, untuk
tidak datang ke rumah duka, warga bisa melantunkan doa kepada almarhum di rumah
masing-masing," kata Ade kepada wartawan, Jumat (13/8/2021).
Ade mengatakan, para pelayat hanya
akan diberikan satu pintu menuju ke tempat disemayamkannya jenazah Raja
Mangkunegaran.
Selain itu, pelayat diminta untuk
patuh dengan menjalani prokes ketat.
"Nantinya pelayat hanya diberikan
satu pintu dengan prokes ketat," ujar Ade.
Kemudian, dia
mengaku sudah berkoodinasi dengan Polres Karanganyar, mengingat
lokasi Astana Girilayu berada di wilayah hukum Karanganyar.
Selain itu, sebanyak
275 personel bakal diterjunkan mengamankan prosesi, agar mulai awal hingga pemakaman berjalan sesuai prokes.
"Kita melibatkan Polresta Solo,
Kodim 0735 Solo, satgas Covid-19 Kota dan Kecamatan, selain itu kami juga
berkoordinasi dengan Polres Karanganyar," pungkasnya.
Dimakamkan di Girilayu
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya
(KGPAA) Mangkunegara IX telah tutup usia, Jumat (13/8/2021).
Raja Mangkunegaran Solo itu dipastikan
akan
dikebumikan di tempat pemakaman khusus di Astana
Girilayu di Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.
Lantas, apa sebenarnya Astana Girilayu, dan
bagaimana di dalamnya?
Ya, Astana Girilayu merupakan tempat
pemakaman trah Mangkunegaran.
Letaknya berada di atas puncak bukit
Mangadeg, di bawah lereng Gunung Lawu nan sejuk.
Tak jauh dari situ, ada
makam Presiden Soeharto di Astana Giribangun, yang juga
berada di desa yang sama, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih.
Pantauan wartawan di
lokasi, pemakaman khusus trah Mangkunegaran itu terlihat besar dan luas.
Saat masuk ke pemakaman, tertulis "Astana Girilayu".
Makam itu dikeliling tembok yang memisahkan Astana Girilayu dengan lainnya.
Di sekitarnya terdapat pohon-pohon
besar usia ratusan tahun yang rindang dan terpelihara dengan baik.
Sementara saat masuk ke dalamnya, ada sejumlah bangunan yang di dalamnya terdapat makam-makam.
Satu di antaranya ada bangunan megah
dengan arsitektur menawan berwarna putih yang di dalamnya terdapat makam serta
foto-foto mendiang raja.
Berdasarkan informasi dari Juru Kunci
Astana Girilayu, Hadi Suyanto, di pemakaman tersebut bersemayam beberapa raja
dan anggota keluarga inti Mangkunegaran.
Di antaranya, KGPAA
Mangkunegara IV, KGPAA Mangkunegara V, KGPAA Mangkunegara VII, dan KGPAA
Mangkunegara VIII.
Selain itu, ada makam
putri dalem KGPAA Mangkunegara VII, GRAy Siti Noeroel Kamaril Ngasarati
Koesoemowardhani Soerjosoejarso atau Gusti Noeroel.
"KGPAA Mangkunegara IX akan
dimakamkan di Astana Girilayu juga," kata dia kepada wartawan.
Namun, saat ini waktu pemakaman masih
menunggu keputusan dari keluarga.
Hadi mengatakan, pihaknya masih menunggu keputusan dari pihak Mangkunegaran Solo.
"Masih dirapatkan,"
ungkapnya kepada wartawan.
Kendati demikian, pihaknya mengaku
telah mempersiapkan lokasi pemakaman, yang terletak di samping kompleks dari
Raja Mangkunegaran.
"Sudah dibersihkan dan siapkan,
tapi untuk pengalian makam belum," ungkapnya.
Terlepas dari lokasi pemakamannya,
pihaknya mengatakan, ada dua waktu yang direncanakan untuk
pemakamannya.
"Rencananya, kalau keputusan besok pemakaian, akan dilakukan pengalian tanah
hari ini," aku dia.
"Tapi, kalau
keputusan besok Minggu pemakaman, maka akan dilakukan pengalian Sabtu, intinya masih nunggu,"
ungkapnya.
Sakit Jantung
Raja Mangkunegaran Solo, Kanjeng Gusti
Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX dikabarkan meninggal karena sakit
jantung pada Jumat (13/8/2021), pukul 02.30 WIB.
Kabar ini membawa duka bagi keluarga
dan masyarakat Solo.
Berita duka itu telah tersebar secara
berantai di sosial media.
Media mengonfirmasinya kepada Humas Pura
Mangkunegaran, Joko Pramudya.
"Iya benar, beliau wafat dini hari tadi, pada
pukul 02.30 WIB," katanya, Jumat
(13/8/2021).
"Karena sakit jantung,"
imbuhnya.
Mangkunegara IX wafat di Jakarta, dan rencananya akan dimakamkan di Astana Giri Layu, Matesih, Karanganyar.
"Untuk proses pemakaman masih
dirapatkan, dan keterangan resminya akan menyusul," ujarnya. [dhn]