Hingga kini, menurut Agus, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Agus menjelaskan, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal 5 kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal 7 kilometer).
Baca Juga:
Peringatan BPBD DIY: Larangan Penambangan di Lereng Gunung Merapi, Kawasan Rawan Bencana
Selain itu, guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area di sektor tenggara yang meliputi Sungai Woro (sejauh maksimal 3 kilometer) dan Sungai Gendol (sejauh 5 kilometer).
"Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung," jelas Agus Budi Santoso.
Sebelumnya, Gunung Merapi mengeluarkan dua kali guguran lava pijar ke arah barat daya pada Kamis 14 Juli 2022. Guguran lava pijar itu meluncur dengan jarak maksimum sejauh 1.800 meter ke arah barat daya, mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Baca Juga:
BPPTKG Yogyakarta Sebut Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Pijar 13 Kali
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, dalam rilisnya mengatakan, selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 17 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-15 milimeter (mm) selama 25.9-131.8 detik, dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-4 mm selama 23.3-42.8 detik.
Berikutnya, enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-11 mm selama 7.3-13.5 detik, dan tiga kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 27-74 mm selama 8.9-17.6 detik.
Agus juga mengatakan, cuaca di Gunung Merapi pada pagi tadi cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat, suhu udara 14-21 derajat Celcius dengan kelembaban udara 68-95 persen, dan tekanan udara 627-686 mmHg.