WahanaNews.co | Seorang pengungsi korban gempa bumi magnitudo 6,2 di Pasaman Barat meninggal dunia, Sabtu (27/2) malam.
Pengungsi bernama Lauyah (65) itu sebelumnya mengalami kejang dibyenda darurat di halaman Kantor Bupati Pasaman Barat. Padahal, korban diketahui tidak memiliki penyakit berat.
Baca Juga:
Menko PMK Sebut Jumlah Pengungsi Gempa di Sumbar Mencapai 15 Ribu
Pada Sabtu sore ia mengalami kejang di tenda pengungsian. Ia lantas dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina yang lokasinya tak jauh dari tenda pengungsian.
Setibanya di rumah sakit, lebih kurang dua jam kemudian Lauyah dinyatakan meninggal dunia.
Cucu dari Lauyah, Damri saat ditemui di tenda pengungsian mengatakan neneknya mengalami kejang secara tiba-tiba di tenda, padahal sebelumnya Lauyah tidak memiliki riwayat pengakit atau pun mengeluhkan sesuatu.
Baca Juga:
Temukan Segmen Sesar Baru Pasca-gempa Pasaman Barat, BMKG: Ini Perlu Diwaspadai
"Iya baik-baik saja, Sabtu siang itu juga masih baik-baik saja," katanya, Minggu (27/2).
Ia menyebut persoalan muncul ketika hendak memakamkan Lauyah. Awalnya Lauyah berencana dimakamkan di Nagari Kajai, namun kondisi di Kajai yang merupakan daerah terparah terdampak gempa, tidak memungkinkan untuk menyelenggarakan jenazah.
Sebab sanak saudara dan masyarakat setempat seluruhnya berada di tenda-tenda pengungsian. Jenazah Lauyah hanya didampingi tiga orang anaknya.