"Mau segera dilaksanakan harus penataan dulu enggak
langsung terburu-buru enggak. Persiapan itu, hanya mereka sampai meributkan
sampai memecahkan kaca tolonglah dijaga jangan sampai begitu, kita tujuan buka
puasa Pak. Oleh ustaz, MUI, BPD tiba-tiba ada yang menanyakan pembangunan, kata
saya nanti saja setelah sesi yang lain. Negara kita negara hukum loh kalau ada
apa-apa yang dibomingkan oleh mereka masa pemerintah kalah, pemerintah yang
tangani nanti," sambung dia.
Dudun mengaku sempat emosi hingga menggebrak meja, terlebih
yang menanyakan soal proyek tersebut adalah mereka yang tidak diundang dalam
kegiatan tersebut.
Baca Juga:
Buka Bersama Keluarga Warga Binaan di Lapas Nunukan
"Saya memukul meja, karena dia tidak diundang,
membicarakan pembangunan kan bukan ranah tanya jawab di situ. Maka saya tolong
nanti ada besok lagi, lusa kan nanti kita terbuka di situ. Dia ngotot terus ini
mantan kades yang dulu, harapan saya kondusif, tidak ada oknum tidak ada yang
menumpangi," ujar Dudun.
Sementara itu, Ade Rosidin salah seorang warga yang berada
di lokasi menyebut kedatangan sejumlah warga hanya ingin adanya keadilan
terkait rencana pembangunan proyek tersebut. Ade menilai, kades tidak bisa
mengakomodir harapan warganya.
"Tuntutan kami warga terdampak ingin keadilan. Simpel
sebenarnya kami minta proyek itu dibagi dua dengan lingkungan kami di sana
(ada) empat lingkungan. Tapi ternyata waktu itu sudah dimediasi oleh kepala
desa di desa dibagi dua, tapi tiba-tiba warga masyarakat diadakan (kesepakatan)
lagi yang menggiring itu anaknya (kades) namanya (inisial) A. Kan jadi indikasi
di situ jadi tanda tanya kok anaknya aja yang bisa usaha di sana, masyarakat
tidak diakomodir. Harapannya pihak desa menampung aspirasi kami ada pekerjaan
tolonglah dibagi karena kami juga warga masyarakat jadi ada perusahaan di sini
harus bisa menikmati jangan hanya dampaknya saja," beber Ade.
Baca Juga:
Kedatangan Anies di Markas NasDem: Tak Ada Lagi Karpet Merah dan Tak Disambut Paloh
Hingga saat ini situasi di sekitar kantor desa sudah
kondusif, beberapa warga yang sempat terlibat kericuhan juga sudah diminta
pulang oleh masing-masing tokoh masyarakat. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.