Padahal kata Yudha, situasi dan kondisi wilayah Aeramo aman terkendali. Masyarakat Aeramo sangat antusias dengan kehadiran pihaknya di Markas polres Nagekeo yang baru.
Pasca kejadian, lanjut Yudha, Ketua suku Nataia melaporkan secara resmi kepada Polres Nagekeo oknum wartawan Tribun Flores dan Pos Kupang yang bernama Patrick Meo Jawa, yang menulis berita pengadangan mobil Kapolres Nagekeo.
Baca Juga:
TNI-Polri Tangkap Pengendara Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal
Yudha menyebut, dalam berita itu wartawan Tribun menulis berita dengan narasi keponakan kepala Suku Nataia ditangkap Polres Nagekeo karena mengadang dan memukul mobil Kapolres Nagekeo.
Almarhum orangtua Ketua Suku Nataia telah memberikan tanah kepada Polres Nagekeo.
"Akibat narasi berita tersebut ketua Suku Nataia merasa tersinggung dan merasa dirugikan, karena pemberitaan pemberian tanah kepada Polres Nagekeo tidak ada hubungannya dengan perkara yang dihadapi keponakan kepala Suku Nataia," kata Yudha.
Baca Juga:
Polres Fakfak Tangkap Pelaku Ujaran Kebencian, Viral di Facebook
"Karena pemberian tanah yang diberikan almarhum orangtua Kepala Suku Nataia tidak boleh diungkit lagi, karena itu menurut mereka sangat pamali," sambung Yudha.
Menurut Yudha, meski telah menerima laporan, tapi pihaknya belum memroses kasus itu, karena masih berkoordinasi dengan Dewan Pers, apakah tulisan wartawan Tribun Flores masuk ranah pidana atau tidak.
Di sisi lain, solidaritas pemuda Suku Nataia membuat pernyataan kepada Polres Nagekeo untuk meminta kasus pencemaran dan penghinaan nama suku tetap diproses.