WahanaNews.co | Nama Bharada E saat ini tengah menjadi topik pembicaraan hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Bharada E merupakan seorang polisi yang menembak rekannya sendiri Brigadir J hingga tewas.
Baca Juga:
Menteri Yassona Laoly Janjikan Perlindungan bagi Richard Eliezer
Setelah kejadian baku tembak tersebut keberadaan Bharada E menjadi tanda tanya publik.
Kini Bharada E mulai tampil ke publik.
Bharada E memenuhi panggilan dari Komnas HAM terkait pemanggilan seluruh ajudan eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga:
LPSK Cabut Perlindungan Eliezer, Pakar: Jangan Seperti Selebritas
Institusi kepolisian Republik Indonesia saat ini sedang diuji dengan kasus penembakan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Peristiwa yang terjadi pada awal Juli 2022 ini melibatkan anak buah Ferdy Sambo lainnya yakni Bharada E yang diduga menembak Brigadir J.
Imbas dari peristiwa penembakan ini, Irjen Ferdy Sambo harus kehilangan jabatannya sebagai Kadiv Propam Polri.
Selain itu, Bharada E kini ditahan guna diperiksa terkait kasus penembakan terhadap Brigadir J.
Alhasil nama Bharada E tengah hangat diperbincangkan.
Dari penelusuran, ternyata rumah Bharada E berada di Manado, Sulawesi Utara terungkap.
Hingga begini pengakuan Ketua RW atau Ketua Lingkungan kompleks rumah Bharada E.
Rumah Bharada E yang ada di Perumahan Tamara Residence, tepatnya di Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, saat ini terpantau sepi.
Ketua Lingkungan VIIII Mapanget Barat Lenny Pantas mengatakan jika dirinya sudah tak melihat siapapun dari rumah orang tua Bharada E.
Menurutnya, rumah tersebut sudah lama tak dihuni.
"Kurang lebih dua Minggu tak ada aktivitas disana," kata dia.
Ia mengaku tak tahu kemana perginya keluarga dari Bharada E tersebut.
"Sampai saat ini saya tak tahu mereka pindah kemana," kata Lenny.
Selain itu, Lenny mengatakan jika keluarga dari Bharada E memang sangat tertutup.
"Mereka tak banyak berkomunikasi dengan masyarakat disini," kata dia.
Bahkan saat ada kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan warga disekitar, keluarga Bharada E enggan untuk ikut bergabung.
"Pokoknya tertutup sekali," ungkapnya.
Tetapi para tetangga memastikan jika itu adalah rumah dari Bharada E.
Selain itu, kedua orang tua Bharada E juga tinggal disana.
"Iya, itu memang rumah dari Bharada E yang viral di medsos," tuturnya.
Sebelumnya diketahui, cerita yang muncul ke publik berkaitan dengan tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J terus berkembang.
Penjelasan awal polisi menyebutkan Brigadir J tewas karena baku tembak dengan sesama ajudan Irjen Ferdy Sambo, Bharada E.
Belakangan, pihak keluarga Brigadir J melapor ke Bareskrim dengan dugaan adanya pembunuhan berencana.
Penjelasan awal soal tewasnya Brigadir J ini disampaikan oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan.
Ramadhan saat itu menjelaskan soal peristiwa polisi tembak polisi di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, tepatnya di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
"Saat itu, saudara Brigadir J berada atau memasuki rumah salah satu pejabat Polri di perumahan dinas Duren Tiga, kemudian ada anggota lain atas nama Bharada E menegur dan saat itu yang bersangkutan mengacungkan senjata kemudian melakukan penembakan dan Bharada E itu menghindar dan membalas tembakan terhadap Brigadir J," kata dia.
"Akibat penembakan yang dilakukan Bharada E itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia," tambah Ramadhan.
Penjelasan lebih lengkap kemudian disampaikan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto dalam konferensi pers.
Dia mengatakan baku tembak itu terjadi di rumah singgah Irjen Ferdy Sambo.
Baku tembak disebut berawal dari dugaan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy Sambo oleh Brigadir J.
Istri Irjen Ferdy Sambo, yang berada di kamar lantai bawah, disebut berteriak dan didengar oleh Bharada E.
Sebagai informasi, Brigadir J merupakan personel yang ditugaskan sebagai sopir istri Irjen Ferdy Sambo.
Sementara, Bharada E disebut sebagai pengawal keluarga Irjen Ferdy Sambo.
Menurut Budhi, Bharada E yang saat itu berada di lantai atas bertanya ke Brigadir Yoshua usai mendengar teriakan istri Irjen Ferdy Sambo.
Namun, katanya, Brigadir J merespons dengan tembakan ke arah Bharada E.
Baku tembak kemudian terjadi.
Brigadir J disebut melepaskan tujuh tembakan sementara Bharada E disebut melepaskan lima tembakan.
Brigadir Yoshua tewas dengan tujuh tembakan karena ada satu tembakan yang menembus bagian tubuhnya.
Sementara, Bharada E disebut tidak terkena tembakan karena berada di lantai atas dan posisinya terlindungi.
Kasus penembakan pada Brigadir J yang terjadi di rumah mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo sampai hari ini masih terus diselidiki polisi.
Salah satu orang yang disebut melakukan penembakan pada Brigadir J adalah Bharada E.
Bharada E dan Brigadir J adalah sama-sama anak buah dari Irjen Ferdy Sambo.
Keduanya sama-sama bertugas di rumah Irjen Ferdy Sambo.
Namun tak banyak yang tahu jika Bharada E adalah putra asli Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Bahkan, orang tua Bharada E diketahui sampai saat ini masih tinggal di Manado.
Berdasarkan penulusuran, rumah Bharada E berada di Kelurahan Mapanget Barat, Kecamatan Mapanget, Kota Manado.
Saat menuju lokasi rumah dari Bharada E yang ada di Manado tersebut, suasana rumahnya tampak sepi.
Tak ada aktivitas sama sekali di rumah Bharada E yang ada di Manado.
Rumah berwarna biru mudah ini tampak digembok dan tak dihuni.
Menurut Vonni salah satu tetangga, jika rumah tersebut memang milik dari orang tua Bharada E.
"Iya itu rumahnya, kami juga sudah tahu kasusnya," kata Vonni saat ditemui Selasa 26 Juli 2022.
Ia mengaku jika rumah Bharada E sudah kosong sejak beberapa waktu lalu.
Tapi setiap pagi ada orang yang datang kesana.
"Ada yang datang, tapi bukan orang tua dari Bharada E. Mereka hanya menyiram bunga dan membersihkan rumah," ucapnya.
Vonni mengaku sejak kasus penembakan Brigadir J, rumah dari orang tua Bharada E tersebut langsung tak ada aktivitasnya.
Warna disekitar perumahan Tamara tersebut juga sudah tahu bila Bharada E diisukan menjadi pelaku penembakan Brigadir J.
"Rata-rata sudah tahu dan memang ini jadi perbincangan di masyarakat sini," kata dia.
Dirinya juga berharap bila kasus ini segera terungkap.
"Kami berharap kebenarannya bisa terungkap," kata dia.
Bharada E ke Kantor Komnas HAM
Bharada E (kemeja hitam) sebagai Aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo yang diduga terlibat baku tembak tiba di Kantor Komnas HAM
Ajudan Irjen pol Ferdy Sambo, Bharada E yang diduga terlibat insiden baku tembak, memenuhi panggilan Komnas HAM untuk menjalani pemeriksaan, Selasa (26/7/2022).
Bharada E tiba di Kantor Komnas HAM, sekitar pukul 13.25 WIB.
Terpantau Bharada E hadir dengan mengenakan kemeja hitam dan masker hitam serta celana panjang berwarna hitam.
Tak hanya itu, kehadiran Bharada E juga mendapatkan pengawalan dari petugas yang diketahui dari Mabes Polri.
Hanya saja, Bharada E tidak memberikan sepatah kata apapun dan memilih bungkam dari cecaran pertanyaan awak media terkait penjelasan apa yang akan disampaikannya pada hari ini.
Bharada E terlihat langsung bergegas memasuki kantor Komnas HAM dengan menundukkan kepalanya.
Kehadiran Bharada E ini juga dikonfirmasi langsung oleh Komisioner Komnas HAM Chairul Anam.
"Yup (Bharada E hadir)," singkat Anam kepada awak media.
Dengan begitu maka kata Anam, ketujuh aide de camp (ADC) atau ajudan Irjen pol Ferdy Sambo telah hadir di kantor Komnas HAM.
Belum ada keterangan lebih jauh soal kehadiran Bharada E di kantor Komnas HAM siang ini.
Sebab, saat ini, proses pemeriksaan masih dilakukan oleh tim internal Komnas HAM terhadap keseluruhan ajudan Irjen pol Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) akan menerapkan dua model pemeriksaan terhadap aide de camp (ADC) atau ajudan pribadi Irjen pol Ferdy Sambo dalam kasus baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Komisioner Komnas HAM Chairul Anam mengatakan, dua model yang dimaksud yakni pemeriksaan secara terpisah antara ajudan dengan ajudan lain serta pemeriksaan bersama.
"Ada dua model yang akan kami lakukan, memang pasti sendiri sendiri dan ada yang satu tempat bersama, karena kami kepingin tau detail apa yang terjadi, konteksnya apa dan sebagainya," kata Anam kepada awak media di Kantor Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).
Dengan menerapkan dua model tersebut maka nantinya Komnas HAM bisa mengetahui rangkaian peristiwa yang sebenernya terjadi dalam insiden ini.
Sebab kata Anam, ajudan pribadi Irjen Ferdy Sambo merupakan pihak paling penting yang mengetahui kejadian tersebut.
"Jadi ADC ini menjadi salah satu pilar utama dalam konstruksi peristiwa dan bagaimana melihat peristiwa kematian Brigadir J ini," ucap Anam.[gab]