WahanaNews.co | Pemerintah melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan R. Abdullah bin Nuh, Yasmin, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (5/12). Secara simbolis, peletakan batu pertama ini menandai pembangunan rumah ibadah tersebut.
Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, peletakan batu pertama pembangunan GKI Yasmin Bogor patut dirayakan. Menurut dia, hal itu sebagai penanda wujud kemenangan toleransi sebagai karakter bangsa Indonesia.
Baca Juga:
Menjadi Pemimpin yang Berdampak dan Berpengaruh di Era Digital
"Kita akhirnya mampu menyelesaikan persoalan yang terbilang rumit, (perihal) persoalan GKI Yasmin Bogor menyita energi dan meicu ketegangan sosial," kata Jaleswari dalam siaran pers diterima, Minggu (5/12).
Jaleswari menjelaskan, selama kurang lebih 16 tahun sejak 2006, persoalan GKI Yasmin Bogor menjadi catatan lembaga pemantau kebebasan beragama dan berkeyakinan baik dalam maupun luar negeri. Dia mengungkapkan bahwa laporan dari lembaga itu selalu menunjuk persoalan GKI Yasmin Bogor sebagai penanda pelanggaran HAM, terutama terkait hak kebebasan beragama dan berkeyakinan.
"Kasus ini juga selalu tengarai sebagai bentuk menguatnya intoleransi. Penyelesaian GKI Yasmin menunjukkan pemerintah mempunyai komitmen yang kuat untuk menyelesaikan berbagai persoalan akibat dari konflik keagamaan," ujar dia.
Baca Juga:
Perdana, PLN Operasikan SPKLU Khusus Angkot Listrik
Jaleswari berharap, peletakan batu pertama pembangunan GKI Yasmin Bogor dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua, bahwa merawat toleransi bukanlah hal yang mudah. Lebih sulit lagi melakukan reparasi sosial sebagai residu dari konflik keagamaan.
Sebagai tambahan, KSP memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian masalah GKI Yasmin, baik yang terlibat langsung maupun tidaklangsung. Khususnya, terhadap Walikota Bogor, Bima Arya, perlu diapresiasi secara khusus karena dialah yang melakukan orkestrasi seluruh proses penyelesaian ini.
Selain itu, para tokoh lintas Agama di Bogor juga perlu diapresiasi karena berusaha keras untuk menjaga ruang sosial yang kondusif sehingga memudahkan proses penyelesaian. [dhn]