WahanaNews.co | Dari total angkatan kerja di Jawa Barat yang jumlahnya kurang lebih 20 juta jiwa, baru ada sekitar 32 persen tenaga kerja non formal yang telah ter-cover oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sementara khusus pelaku ekonomi yang ada di lingkungan pedesaan baru ada sekitar 8,9 persen.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat Romie Erfianto seusai acara peresmian program Kerja Keras Bebas Cemas (KKBC) Masuk Desa di Aula Kantor Desa Tanjungsari, Sumedang, Kamis (6/5/2023) siang.
Baca Juga:
Siapkan Program BPJS Ketenagakerjaan Untuk Driver Ojek Online, Pemko Batam Harap Ojol Terlindungi
Presentase tersebut sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan tenaga kerja formal yang kepesertaannya sudah hampir mencapai 90 persen.
"Kalau untuk yang tenaga kerja formal itu hampir 90 persen," ucap Romie.
Terkait hal itu, Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat kini tengah gencar menyosialisasikan program KKBC Masuk Desa.
Baca Juga:
Ahli Waris Peserta BPJS Ketenagakerjaan Terima Santunan Jaminan Kematian
Romie menjelaskan, program KKBC Masuk Desa adalah program untuk memastikan para tenaga kerja terutamanya sektor informal agar mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Para tenaga kerja itu seperti para petani, pedagang, nelayan dan sektor informal lainnya
"Sehingga apabila mengalami resiko kecelakaan kerja atau kematian, itu mereka dipastikan bebas cemas karena untuk semua biaya rumah sakit, pelayanan rumah sakit itu kita berikan untuk kepentingan para pekerja khususnya yang ada di Sumedang," paparnya.
Kantor BPJS Ketenagakerjaan Wilayah Jawa Barat sendiri menjadikan Kabupaten Sumedang atau tepatnya Desa Tanjungsari sebagai pilot project untuk program tersebut.
"Desa Tanjungsari dijadikan sebagai pilot project atau titik nol kilometernya program KKBC Masuk Desa dan masih ada sekitar 260 atau 270-an desa lagi yang mana ini (Desa Tanjungsari) nantinya bakal menjadi contoh," paparnya.
Ia pun mengungkapkan alasannya kenapa Desa Tanjungsari dipilih sebagai pilot project untuk program tersebut.
"Karena sebagaimana diketahui di sini terdapat banyak petani, salah satunya petani tembakau yang mana ini perlu mendapat perlindungan, jadi petani juga bisa mendapatkan jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan hari tua," terangnya.
Romie menyebut, skema untuk sumber pendanaan program KKBC Masuk Desa sendiri dapat bersumber dari APBN, APBD atau secara sukarela dari para peserta program tersebut.
"Karena iurannya sangat terjangkau atau sebesar Rp16.800, itu paling rendah dan kemudian jika ditambah JHT (Jaminan Hari Tua) menjadi Rp36.800, itu untuk jaminan hari tuanya," tuturnya.
Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan yang hadir sekaligus meresmikan program KKBC Masuk Desa di Desa Tanjungsari menyambut baik atas adanya program tersebut.
"Semoga ke depannya program KKBC Masuk Desa dapat diikuti oleh para pekerja baik sektor formal maupun informal dan bukan hanya di Desa Tanjungsari saja tapi di seluruh Kabupaten Sumedang," terangnya.
Ia pun menargetkan, diakhir masa jabatannya sebagai Wakil Bupati yang akan berakhir pada 20 September 2023 mendatang, seluruh warga Sumedang sudah mendapatkan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
"Saya targetkan diakhir masa periode saya dengan pak bupati, semua warga Sumedang sudah terjamin oleh BPJS Ketenagakerjaan," ucapnya.
Erwan pun tertarik mengalokasikan APBD khususnya yang bersumber dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) untuk mewujudkan program tersebut.
"Selama regulasinya ada dan tidak melanggar maka akan kita laksanakan, terutama yang bersumber dari DBHCHT, ini kan dari hasil pajak cukai tembakau, saya berharap minimal para petani dan pekerja di sektor tembakau ini sudah dapat terlindungi oleh BPJS Ketenagakerjaan," ucapnya.
Kepala kantor BPJS Ketenagakerjaan Sumedang Rita Mariana mengungkapkan, BPJAMSOSTEK Sumedang pun siap mengawal secara masif dengan apa yang ditargetkan Pemda Sumedang melalui sosialisasi dan kampanye Program KKBC. Hal itu selaras dengan apa yang ditargetkan Wakil Bupati Sumedang.
"Kami dì BPJAMSOSTEK Sumedang sudah bergerak bersama untuk terus aktif memberikan edukasi dan sosialisasi kepada seluruh desa dan kecamatan di Sumedang, agar coverage program KKBC masyarakat desa khususnya di Sumedang dapat terwujud," tutupnya. [sdy]