WahanaNews.co | Sekretaris
Daerah Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo menyebutkan setidaknya 73 persen
kasus Covid-19 di Jateng berasal dari klaster keluarga. Menurutnya, sebaran
kasus Covid-19 di Jateng telah meluas di lingkup komunitas mikro seperti RT/RW.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Dengan temuan itu, Prasetyo berharap agar esensi dari
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro benar-benar
direalisasikan dengan apik oleh masyarakat di Jateng.
"Jujur klaster keluarga yang paling menguasai di
Jateng, ada sekitar 73 persen, disusul klaster perusahaan. Beberapa klaster itu
kita dorong tetap waspada pada level RT/RW lewat pendekatan yang kita sebut
"Jogo Tonggo"," kata Prasetyo dalam acara daring yang disiarkan melalui
kanal YouTube BNPB Indonesia, Kamis (17/6).
Penularan Covid-19 klaster keluarga memang sangat rawan
terjadi lantaran apabila ada salah satu anggota keluarga yang terpapar covid-19
tanpa menyadarinya karena termasuk orang tanpa gejala (OTG), maka tingkat
penularan dalam satu rumah sangat tinggi.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
Selain itu, kurang tertibnya melakukan isolasi mandiri di
rumah dapat menambah masalah baru. Oleh sebab itu, Prasetyo menilai saat-saat
seperti inilah penerapan PPKM Mikro harus benar-benar dipatuhi dan diperketat.
Ia juga mewanti-wanti bagi anggota keluarga lainnya yang
tidak terpapar Covid-19 maka diminta harus tetap menerapkan protokol kesehatan
dengan ketat. Adapun protokol kesehatan yang harus dilakukan antara lain
memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta menjaga
jarak dan menghindari kerumunan.
"Keterlibatan RT/RW menjadi sangat krusial disini di
dalam melakukan pencegahan, termasuk juga mendata RT yang terpapar," kata
dia.
Hal serupa sebelumnya juga disampaikan Koordinator Rumah
Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono. Ia menyebut
mayoritas pasien terinfeksi virus corona yang dirawat di Tower 4-7 saat ini
datang dari kelompok ibu rumah tangga dan klaster keluarga.
Tugas menyebut, dari cerita para ibu rumah tangga penyintas
Covid-19, mayoritas dari mereka tidak tahu menahu mengapa bisa sampai terpapar
Covid-19. Bahkan beberapa di antara mereka juga mengaku sudah membatasi
mobilitas selama masa pandemi virus corona yang menjangkit Indonesia selama
kurang lebih 15 bulan terakhir ini.
Tugas juga menyimpulkan bahwa sangat besar ibu-ibu tersebut
tertular dari anggota keluarga seperti suami atau anak. Untuk itu, ia meminta
tak hanya satu-dua anggota keluarga dalam satu atap yang patuh terhadap
protokol kesehatan Covid-19, melainkan harus segenap anggota keluarga. [qnt]