Pada perayaan HBKB (Hari Besar Keagamaan Nasional) Idul Fitri Natal dan Tahun Baru, konsumsi gula biasanya meningkat 10%. Bila diasumsikan Idulfitri dan Natal selama 2 bulan, maka diperkirakan lonjakan konsumsi gula kristal putih sebesar 4.427, 4 ton. Dengan demikian, kebutuhan gula kristal putih di Jatim rentang waktu 1 tahun sebesar 270.078,4 ton. Dari perhitungan kebutuhan konsumsi tersebut bila produksi gula dari Jatim sebesar 1,2 juta ton per tahun maka terdapat surplus sebesar 930.000. Ton.
Swasembada gula nasional dapat terwujud dengan adanya pengelolaan yang sinergis antara proses on-farm (hulu) dan of farm (hilir). Proses on farm dapat berjalan dengan baik jika sarana produksi budidaya tebu dapat terjamin ketersediaannya, antara lain benih, pupuk, obat obatan dan sistem pengairan yang baik. Sedangkan proses off farm banyak dipengraruhi tata kelola tebang muat angkut tebu, tata Niaga tebu dan gula, dan tingkat efisiensi paberik gula. Dengan demikian, untuk mewujudkan swasembada gula harus ada penanganan secara serius, baik ditingkat on farm maupun of farm..
Baca Juga:
Tanam Padi Bersama di Hatulian, Wakil Bupati Toba Minta Penyuluh Serius Beri Perhatian
Berdasarkan data luas areal di tahun 2023 dan 2024, terjadi peningkatan dari 218 ribu hektare menjadi sekitar 246 ribu hektare di tahun 2024. Peningkatan luas areal tebu tersebut mengindikasikan bahwa gairah petani tebu untuk membudidayakan tanaman.
[Redaktur: Sopian Simanjuntak]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.