WahanaNews.co | Petani di Jawa Timur harus memutar otak di tengah langkanya pupuk bersubsidi dan mahalnya pupuk non-subsidi.
Seperti yang dilakukan Halid, petani asal Desa Kepuh Teluk, Kecamatan Tambak, Kabupaten Gresik inu memanfaatkan pupuk organik buatan sendiri untuk tetap bisa bercocok tanam. Pupuk yang diraciknya berbahan dasar kotoran sapi.
Baca Juga:
Bulog Berhasil Serap 800 Ribu Ton Beras, Tertinggi Sepuluh Tahun Terakhir
Caranya, kotoran sapi dicampur dengan arang sekam, jerami, dedaunan, air, dan biasanya ditambah lima sendok makan gula pasir dan EM4.
"Pupuk alami ini ternyata bagus juga buat tanaman, dan hasil tanamannya juga bagus," kata Halid di Surabaya, Jumat (20/5/2022).
Halid mengaku belajar secara otodidak untuk membuat pupuk alami sendiri. Kemaunnya belajar meracik pupuk organik sendiri didorong langkanya pupuk bersubsidi dan mahalnya pupuk non-subsidi.
Baca Juga:
Bulog Catat Serapan Gabah Selama Panen Raya Tahun Ini Naik 2.000 Persen Lebih
"Mau tidak mau harus bikin pupuk alami, karena mau beli pupuk non-organik mahal. Meski terkadang kalau ada uang, saya coba beli pupuk cair agarhasil tanaman lebih maksimal," ujarnya.
Halid merasa, pupuk buatannya mampu meningkatkan kesuburan tanah. Selain itu, kata dia, pupuk organik juga ramah lingkungan, mampu meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang ada di dalam tanah, dan mampu meningkatkan kemampuan tanah menyerap air.
"Tapi memang kalau dibandingkan dengan pupuk botolan masih kalah, karena yang botolan sudah ada anti hamanya. Tapi organik ya memang gak merusak lingkungan," kata dia.