Kuasa hukum DT, Titis Rachmawati, menjelaskan bahwa insiden bermula saat korban bertemu LN, ibu dari LD yang juga sesama dokter koas.
LN bersama LD dan sopirnya, DT, ingin mendiskusikan jadwal piket LD pada malam tahun baru. Namun, sikap korban yang dianggap tidak merespons memicu amarah DT.
Baca Juga:
Begal yang Tewaskan Mahasiswi Unsri di Ogan Ilir Diancam 20 Tahun Penjara
"DT merasa tidak ditanggapi sehingga dia terprovokasi," jelas Titis, Jumat. Ia menambahkan, pihak DT telah meminta maaf dan siap bertanggung jawab atas biaya pengobatan Luthfi.
"Kami telah menemui keluarga korban dengan niat baik dan berusaha menyelesaikan masalah ini secara damai," katanya.
Rektor Unsri, Taufiq Marwa, turut menyesalkan insiden ini meski terjadi di luar kampus. Pihak universitas telah membentuk tim investigasi internal untuk mengidentifikasi masalah, mendalami fakta, dan mencari solusi terbaik.
Baca Juga:
Srikandi BUMN Goes to Campus Ajak Mahasiswa Jadi Talenta Digital di BUMN
"Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan," tegas Taufiq.
Audi, kakak Muhammad Luthfi, menyampaikan kesedihan mendalam atas kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa adiknya tidak memberikan perlawanan saat penganiayaan terjadi.
"Saya sangat sedih. Dalam kejadian itu, adik saya sama sekali tidak membalas pukulan karena sedang mengenakan atribut koas dan almamater kampus," ungkap Audi dengan suara bergetar.