"Masyarakat sudah tahu kalau itu dari Baznas, kita kan
minta (dana Baznas) itu. Bahwa kemarin saya, lho kok amplopnya (begitu), ya
besok digantilah. (Tulisannya) Dari bupati ya boleh, dari Baznas juga
boleh," imbuhnya.
Yuli menyebut, pihaknya secara pribadi juga memberikan
bantuan kepada masyarakat terdampak pandemi. Bantuan berbentuk beras tersebut
disalurkan melalui Satpol PP.
Baca Juga:
Ketum DP Serahkan Bansos Untuk Masyarakat Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT
"Dan saya juga bantu beras 5 kilogram-an, yang saya
titipkan ke Satpol PP. Itu (bantuan) pribadi, itupun tulisannya bupati bukan
Juliyatmono. Dipakai untuk bantu-bantu, (Satpol PP) sambil menertibkan ngasih
sesuatu. Apa yang bisa saya lakukan, saya lakukan," pungkasnya.
Sebelumnya, pihak Baznas Karanganyar mengakui bahwa sumber
dana bansos tersebut dari lembaganya.
"Iya sumbernya dari Baznas. Totalnya Rp 300 juta.
Memang ada pos untuk penanggulangan bencana, karena Baznas juga diinstruksikan
supaya kita tanggap terhadap bencana ini," ujar Ketua Baznas Karanganyar,
Sugiyarso.
Baca Juga:
Dinsos Kotim Hentikan Sementara Penyaluran Bansos Hingga Pilkada 2024 Usai
Sugiyarso menyebut, dana bantuan tersebut cair usai Baznas
berkoordinasi dengan Pemkab Karanganyar. Meski begitu, pihaknya mengaku tidak
tahu-menahu terkait pencantuman nama istri bupati dalam amplop bantuan tunai
tersebut.
Sementara itu, Kepala Disdagnakerkop dan UKM Karanganyar,
Martadi, mengakui soal amplop bertuliskan nama bupati dan istri tersebut.
Pihaknya mengaku keliru dan sudah mengganti amplop yang digunakan untuk
membagikan bansos tunai tersebut.
"Saya akui saya kurang mengontrol. Saya tidak
mengontrol sejauh itu. Saya terimakasih diingatkan," kata Martadi. [qnt]