WahanaNews.co | Kasus
penularan COVID-19 di klaster keluarga semakin banyak. Di Blitar, sepasang
suami istri terpapar virus dari Wuhan ini, dan meninggal dalam waktu hampir
bersamaan.
Baca Juga:
Disdukcapil Pontianak Fasilitasi Itsbat Nikah untuk 88 Pasangan Suami Istri
Pasutri itu berasal dari Desa Selokajang Kecamatan Srengat,
Blitar. Awalnya sang istri, T (59) mempunyai penyakit penyerta jantung dirawat
terlebih dulu di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Keterangan dari Wadir Pelayanan
dan Penunjang RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, dr Herya Putra mengatakan, Kamis
(19/11), Nyonya T diambil tes swabnya.
"Dan hasilnya terkonfirmasi positif COVID-19. Pasien
dirawat selama 3 hari di ruang isolasi tekanan negatif Mawar," jelas Herya
saat dikonfirmasi detikcom, Senin (23/11/2020).
Tak lama kemudian, sang suami Tuan S (56) ikut menyusul
masuk rumah sakit dengan gejala klinis mengarah ke COVID-19. Namun S ini
dilaporkan tidak mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. S dirawat selama 7
hari, dan 5 hari di ruang isolasi tekanan negatif mawar. Pada pasien S juga
dilakukan swab, Selasa (17/11/2020) dan hasilnya juga terkonfirmasi positif
COVID-19.
Baca Juga:
Polisi Selidiki Kasus Suami Istri Tewas Dalam Rumah di Kolaka Sulteng
"Kondisi pasutri ini memburuk. Yang pasti ada
keradangan paru, dan bisa menyebabkan kondisi saturasi oksigen dalam darah
menurun atau tidak stabil. Mereka meninggal hampir bersamaan pada Sabtu
(21/11). Nyonya T meninggal sore, sedangkan Tuan S meninggal malamnya,"
ungkapnya.
Proses pemakaman menggunakan protap COVID-19. Jenazah sang
istri selesai dimakamkan di pemakaman keluarga sekitar pukul 14.30 WIB.
Menyusul pemakaman jenazah sang suami yang baru selesai, Minggu (23/11) pukul
04.15 WIB.
Ironisnya, kematian pasutri ini masih meninggalkan jejak
paparan COVID-19. Data dari Satgas COVID-19 Kabupaten Blitar per Minggu
(23/11), klaster Selokajang ini menulari tiga anggota keluarga yang lain.