Sementara itu, Direktur Utama Mabruk Tour Yadi Supriyadi mengatakan, dalam kelompok bimbingan umrahnya kali ini, terdapat 83 jamaah yang diberangkatkan ke Tanah Suci. Kini, mereka menjalani tahapan manasik umrah.
"Dari Bandung kami berangkat 20 Maret, dari Jakarta 21 Maret setelah PCR. Umrah di tengah pandemi ini perlu ekstra melayani yang mana ada karantina dan PCR yang sudah dikoordinasikan," katanya.
Baca Juga:
Polres Kudus Tetapkan Tersangka Kasus Gagal Berangkat Umrah Goldy Mixalmina
Tidak hanya dari Bandung dan Jabar, pihaknya pun bahkan membawa jamaah dari luar Jabar seperti Jawa Tengah hingga Sulawesi Selatan. Rangkaian ibadah umrah rencananya dilakukan selama 9 hari plus 3 hari karantina di Tanah Suci dan 3 hari di Tanah Air.
Selain mempersiapkan persyaratan umum seperti pasport dan dokumen lainnya, berbagai persyaratan utama di masa pandemi telah ditempuh para jamaah ini, mulai dari wajib vaksin minimal dua kali, tes PCR, termasuk vaksin booster setelah minimal 6 bulan dari vaksin sebelumnya.
Tidak hanya itu, kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan (prokes) pun tetap dipatuhi, termasuk aturan karantina saat tiba di Arab Saudi dan pulang kembali ke Indonesia.
Baca Juga:
KPK Sebut SYL Gunakan Uang Hasil Korupsi Miliaran Rupiah untuk Umrah
Selain melakukan peragaan manasik umrah, simulasi tawaf secara langsung dengan miniatur kakbah, calon jamaah juga diberikan pembekalan langsung baik materi maupun praktik mengenakan kain ihram dan pembekalan materi secara virtual. Yadi menambahkan, sebelumnya,
Tim Umrah Advance Mitigasi Mabruk Tour juga telah melakukan perjalanan umrah perdana sejak dicabutnya larangan bagi warga Indonesia memasuki kawasan Kerajaan Arab Saudi.
"Diharapkan, setelah keberangkatan umrah perdana, selanjutnya lebih mempermudah bagi jamaah, baik dari karantina yang tidak lama maupun tidak ada karantina, sehingga biaya umrah tidak membengkak," jelasnya.