WahanaNews.co | Longsor menimbun lubang galian
tambang di Desa Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, pada Minggu
(24/1/2021).
Sebanyak
10 pekerja tambang batu bara diketahui terjebak di lubang galian
tersebut.
Baca Juga:
Wamenaker Ungkap 60 Pabrik Tekstil Kolaps Gegera Impor Ilegal, 250 Ribu Orang Terkena PHK
Berhari-hari
upaya penyelamatan dilakukan. Selama itu pula, para pekerja tak bisa meloloskan
diri.
Akhirnya, satu per satu para pekerja yang
terjebak itu pun ditemukan, tapi sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Peristiwa
ini bermula saat longsoran tiba-tiba menimbun bekas lubang galian tambang pada
Minggu (24/1/2021).
Baca Juga:
Pascakeributan di Rempang-Galang, Polresta Barelang Pastikan Situasi Aman dan Kondusif
Basarnas
Banjarmasin menjelaskan, mulanya terdapat 17 orang pekerja ketika longsor
terjadi.
Sebanyak
tujuh orang bisa menyelamatkan diri, sedangkan 10 orang lainnya tak bisa keluar
dari lubang galian tambang tersebut.
"Tujuh
orang diketahui berhasil menyelamatkan diri dan saat ini ada 10 orang yang
masih terjebak," kata Kepala Basarnas Banjarmasin, Sunarto, saat itu.
Mendapatkan
laporan, Basarnas segera menerjunkan personel dan berupaya membuka lubang
galian tambang yang tertutup material longsor.
Hujan Deras
Ganggu Evakuasi
Evakuasi
10 pekerja yang terjebak rupanya tak mudah. Hujan deras mempersulit proses
penyelamatan.
Genangan
air bercampur lumpur memenuhi lubang galian. Hal itu membuat tim harus melakukan
penyedotan air yang bercampur lumpur tersebut menggunakan pompa.
"Kami
berupaya terus. Hanya ini masih hujan,
sehingga evakuasi terkendala," kata Dandim 1022 Tanah Bumbu, Letkol
Cpn Rahmat Trianto.
Saat
itu, Dandim belum bisa memastikan kondisi para pekerja yang
terjebak.
Memasuki
hari ketiga, tim belum dapat mengevakuasi 10 pekerja yang terjebak di lubang
bekas galian tambang.
Rahmat
mengatakan, penyedotan air dan lumpur telah dilakukan dengan menggunakan tiga
unit pompa berkapasitas besar.
Menurutnya,
hanya itu jalan satu-satunya untuk menyelamatkan para pekerja tambang.
Sebenarnya, ada
satu pintu lainnya yang berada di atas lubang. Namun, tempat itu tertutup air
dan longsoran tanah yang mulai mengeras.
Dibutuhkan
alat berat untuk membuka pintu lubang tersebut. Namun, medan yang sulit tidak
memungkinkan membawa alat berat ke lokasi.
"Alat
berat tidak bisa, karena tingginya saja sekitar 50 meter. Kan itu bekas galian tambang yang sudah delapan tahun dan lumpurnya
sudah banyak," kata Rahmat.
Pada
Rabu (27/1/2021), dua dari 10 orang pekerja yang terjebak di lubang galian
tambang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Telah
ditemukan dua dari 10 orang terhadap korban yang terjebak dalam tambang di
Kecamatan Mantewe, Tanah Bumbu," kata Kapolres Tanah Bumbu, AKBP
Himawan Sutarto Saragih.
Keduanya
adalah Memet (17) dan Adul alias Abah Ahmad (50).
"Untuk
jenazah kedua korban saat ini di Rumah Sakit Marina dan akan dipindahkan ke
RSUD dr H Andi Abdurahman Noor Tanah Bumbu untuk diidentifikasi dan
visum," kata dia.
Pada
hari yang sama, sebanyak enam pekerja lain yang terjebak kembali ditemukan. Mereka semua dalam kondisi
tak bernyawa dan tubuh bengkak.
"Korban
ditemukan sudah dalam kondisi membengkak," ujar Dandim 1022 Tanah Bumbu,
Letkol Cpn Rahmat Trianto.
Tim
evakuasi belum bisa memastikan identitas enam korban yang ditemukan.
"Seluruh
korban dievakuasi tim gabungan dan dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi,"
kata dia.
Pasca-temuan
itu, masih ada dua korban yang belum ditemukan.
"Keadaan
sudah malam dan gelap. Minim pencahayaan. Besok (pencarian) dilanjutkan,"
tutur Rahmat. [dhn]