WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketika longsor menerjang Majenang pada 13 November 2025 dan merobohkan sejumlah jaringan distribusi hingga membuat area terdampak gelap total, situasi darurat itu langsung menuntut gerak cepat di tengah kondisi yang penuh risiko.
Tim PLN UP3 Cilacap bergerak tanpa menunggu siang karena bagi mereka “penerangan adalah nyawa evakuasi” yang harus dipulihkan secepat mungkin.
Baca Juga:
Agam Kembali Menyala, Sistem Kelistrikan Sumbar Pulih 100% Pascabencana
Teknisi PLN yang datang sejak hari pertama menceritakan bahwa gelapnya lokasi membuat setiap langkah pencarian korban terasa berisiko.
Mereka siap bekerja hampir tanpa jeda. Pasalnya, evakuasi bisa terhambat, dan -- tentu saja -- itu bukan pilihan.
Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, menegaskan betapa vitalnya peran PLN.
Baca Juga:
PLN Indonesia Power Jaga Terang dan Beri Harapan di Tengah Banjir Sumatera Utara
“Penerangan adalah faktor utama evakuasi, dan PLN sejak hari pertama langsung membantu menyediakan kebutuhan listrik untuk tenda pengungsian dan proses penyelamatan,” katanya.
Kepala Kantor Basarnas Cilacap, Muhammad Abdullah, juga menyampaikan atensinya atas dukungan PLN.
“Gerak cepat PLN membuat seluruh operasi SAR bisa berjalan tuntas”, katanya.