"Pukul 12.30 WIB mereka sudah melakukan ritual pertama. Lalu saat lanjut ke ritual kedua, diketahui dan dibubarkan," lanjut Ma'ruf.
Kepada polisi, para peserta ritual mengaku semuanya berasal dari Kabupaten Nganjuk. Mereka merupakan anggota kelompok spiritual Trimurti.
Baca Juga:
Hati-hati! BMKG Prediksi Gelombang Sangat Tinggi di Pantai Selatan hingga Awal September
"Kelompok Trimurti ini diketuai oleh saudara Trisunu, warga Desa Kampung Baru, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk. Datang ke sini menggunakan mobil sewaan minibus," tutur Maruf.
Jumlah peserta ritual termasuk sang ketua adalah 18 orang yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 5 orang perempuan.
Mereka berangkat dari Nganjuk, menggunakan sejak hari Jumat pukul 23.00 WIB dan sampai di Pantai Watu Ulo pukul 11.18 WIB.
Baca Juga:
Pelajar Asal Semarang Terseret Ombak di Parangkusumo
Terkait bentuk ritual, pimpinan Trimurti kepada polisi mengakui bahwa itu masih terkait dengan kelompok Tunggal Jati Nusantara, meski tidak secara langsung.
"Menurut pimpinan Trimurti, tujuan ritual adalah untuk menyampaikan rasa empati demi ketenangan jiwa para korban ritual yang sebelumnya meninggal di Pantai Payangan," papar Ma'ruf.
Pembubaran dilakukan, menurut Maruf demi keselamatan para peserta ritual.