WAHANANEWS.CO, Semarang - Ketegangan mewarnai peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Semarang tahun ini. Aksi yang awalnya berlangsung dalam koridor penyampaian aspirasi, justru berubah menjadi kericuhan yang memuncak hingga terjadi insiden penyanderaan seorang anggota polisi.
Peristiwa ini menyita perhatian publik dan viral di media sosial.
Baca Juga:
Terungkap! Mbak Ita Diduga Perintahkan Penghilangan Bukti Korupsi Rp 9 Miliar
Seorang anggota kepolisian dari Polda Jawa Tengah yang berinisial E sempat menjadi korban penyanderaan oleh sekelompok mahasiswa dalam aksi demonstrasi Hari Buruh di Kota Semarang pada Kamis (1/5/2025).
Aksi tersebut berlangsung di kawasan Universitas Diponegoro (Undip), dan menjadi sorotan karena keterlibatan anggota intelijen yang mengenakan pakaian serba hitam di tengah kerumunan demonstran.
Video detik-detik penyanderaan itu tersebar luas di berbagai platform media sosial, memperlihatkan anggota intel tersebut sedang diinterogasi oleh sejumlah mahasiswa yang curiga terhadap kehadirannya di tengah massa aksi.
Baca Juga:
Diskusi Mahasiswa Didatangi TNI, Kampus: Tak Ada Intimidasi
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto, membenarkan kejadian tersebut. Ia memastikan bahwa anggota dengan inisial E dalam kondisi sehat dan tidak mengalami luka serius.
“Satu dari Polda Jateng, inisial E, baik, sehat walafiat,” ujar Artanto saat dikonfirmasi pada Kamis malam.
Artanto juga menjelaskan bahwa Wakapolda Jawa Tengah, Kombes Pol Latif Usman, telah menjalin komunikasi langsung dengan pihak rektorat Universitas Diponegoro guna menyelesaikan insiden tersebut secara damai dan memastikan keselamatan anggota yang disandera.
“Alhamdulillah, anggota sudah bisa keluar dari kampus dan kembali ke kantor,” tambahnya, memastikan bahwa situasi telah terkendali.
Selain upaya pembebasan anggota polisi, aparat Provos Polda Jawa Tengah juga membantu mengawal ratusan mahasiswa yang sempat tertahan di dalam area kampus.
Para mahasiswa tersebut akhirnya diperkenankan pulang dengan aman dan tertib ke rumah masing-masing.
“Dikawal anggota Provos Polda Jawa Tengah, mereka dipersilakan untuk kembali dan pulang ke rumah dengan aman dan tertib,” ungkap Artanto.
Kericuhan bermula sekitar pukul 17.15 WIB, saat massa aksi mencoba merangsek masuk dan melempari aparat dengan benda-benda yang memicu situasi memanas.
Untuk membubarkan massa, polisi terpaksa menembakkan gas air mata ke arah kerumunan, yang menyebabkan para demonstran berlarian mencari perlindungan.
Bentrok tersebut juga menyebabkan sejumlah demonstran yang mengenakan pakaian serba hitam ditangkap oleh aparat dan diangkut menggunakan kendaraan taktis ke markas kepolisian.
Hingga malam hari, tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB, aparat kepolisian masih bersiaga di sekitar lingkungan Universitas Diponegoro.
Mahasiswa yang sebelumnya tertahan pun baru bisa meninggalkan area kampus setelah polisi membubarkan diri secara bertahap.
Aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh tahun ini menjadi catatan penting bagi aparat dan masyarakat, karena bukan hanya menyangkut tuntutan buruh, tetapi juga dinamika pengamanan dan eskalasi konflik antara demonstran dan aparat yang kembali mencuat ke permukaan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]