Namun, Eko menilai, ada yang janggal dalam
kericuhan tersebut.
Sebab, mayoritas massa merupakan anak di bawah
umur, bukan pengendara yang kerap terjaring di pos penyekatan.
Baca Juga:
Siap-Siap! Ada Pemasangan Jumper di Suramadu, Aliran Listrik Pulau Madura Bakal Padam Bergiliran
"Itu anak-anak tanggung, belum genap 17
tahun, mau diperiksa pun masih anak di bawah umur. Dia pengendara sepeda motor
perotolan itu, yang numpuk di bawah
jembatan itu, knalpotnya yang enggak
karuan itu," ucap Eko, saat dikonfirmasi wartawan via telepon selulernya,
Selasa (22/6/2021).
Eko menjelaskan, sebelum insiden itu terjadi,
ia bersama anggotanya melakukan operasi menyisir Jembatan Suramadu hingga
Bangkalan.
Setelah sampai di Bangkalan, mereka langsung
kembali ke Surabaya karena sudah menjelang subuh.
Baca Juga:
Dukung Keandalan Listrik di Madura, PLN Mulai Pasang Kabel SKTT di Jembatan Suramadu
"Setelah saya menyisir ke Bangkalan jam
tiga malam, itu tidak ada kendaraan yang menumpuk sampai seperti itu. Paling
ada satu-dua pengendara saja. Saya balik lagi ke Surabaya, turun ke Surabaya,
karena penyekatan itu normal selama 24 jam. Setelah kita tinggal salat, ada
laporan kalau ada orang yang melawan arah merobohkanpagar," kata
dia.
Eko langsung menuju lokasi bersama 10
anggotanya.
Warga yang merusak pagar itu langsung kabur
dengan melompati pembatas kendaraan hingga akhirnya turun ke Jalan Tambak Wedi.