Lebih lanjut disampaikan bahwa dengan adanya konten tersebut, hidup masyarakat yang tergantung dari penjualan di kios mereka, kini harus berupaya yang lain guna menutupi bahan belanja yang sudah dibelanjakan persiapan menyambut libur panjang Idul Fitri 1445 H
"Saya di sini berjualan dan mengukir disini, setiap harinya, setiap pengunjung baik itu lokal maupun turis asing, ketika masuk akan dikenakan tiket masuk Rp5000 nggak ada itu ketika hari sepi dan hari libur tiket masuk beda, tetap sama Rp5000," ujarnya.
Baca Juga:
Menekraf Siap Dukung Film "Women From Rote Island" Masuk Nominasi Piala Oscar 2025
M. Siahaan juga menyampaikan, agar kedepannya ketika membuat konten itu berpikirlah akan efek nya.
Dimana masyarakat yang paling banyak terkena imbasnya, harapannya hal tersebut jangan terulang kembali, agar Pariwisata Kabupaten Samosir khusunya tujuan wisata Huta Siallagan tidak jadi buruk. Pemerintah kabupaten Samosir telah berjuang habis membangun kepariwisataan Samosir agar tetap maju.
Awak media juga mencoba menghubungi kepala dinas Pariwisata Kabupaten Samosir guna menanyakan berapa jumlah setoran retribusi pertahun dari pintu masuk pelabuhan Siallagan. Namun tetap tidak mendapat jawaban hingga berita dikirimkan ke meja redaksi,
Baca Juga:
Menekraf Bertemu Mendagri Bahas Penguatan Status Ekraf Jadi Urusan Pemerintahan
Awak media mengarahkan pertanyaan kepada Kabid Usaha pariwisata dan kerjasama (UPK) di Dinas Pariwisata terkait jumlah setoran retribusi dari pintu masuk pelabuhan Siallagan per tahunnya.
"Besok ya pak" jawab Kabid UPK via WhatsApp.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.