Cerita Ali dibenarkan Raflin yang bergabung di Kelompok Tani So Wawo Rasa.
Ia mengungkapkan hampir 80 persen petani bawang di Desa Parangina saat ini telah menggunakan lampu.
Baca Juga:
EL Nino Picu Kekeringan,5 Dampak pada Sektor Pertanian
Hal ini karena manfaat penggunaan listrik PLN untuk penerangan lahan tani telah dirasakan langsung oleh para petani.
Kelompok Tani So Wawo Rasa yang beranggotakan 40 orang petani menurut Raflin, sebelumnya harus banyak mengeluarkan biaya pengendalian hama.
Raflin menyebut rerata para petani mengeluarkan uang untuk membeli pestisida hingga Rp 6 juta bahkan lebih.
Baca Juga:
Program Electrifying Agriculture PLN Sukses Dukung Produktivitas 6.167 Petani di 197 Lokasi di Indonesia
Sementara dengan menggunakan lampu, pengeluarannya jauh berkurang bahkan mencapai 60 persen dibanding sebelumnya.
“Dari pengeluaran Rp 6 juta, maksimal sekarang hanya Rp 2 juta-an saja. Kira-kira kita bisa hitung dengan kasat mata, untuk Kelompok Tani So Wawo rasa, hematnya Rp 4 juta dikali 40 orang petani, totalnya Rp 160 juta per kelompok. Belum lagi kelompok-kelompok lain,” tutur Raflin.
Raflin pun menyampaikan terima kasih kepada PLN karena dengan adanya lampu di lahan pertanian bawang merah ini bisa mengurangi beban pengeluaran untuk membeli pestisida dan lainnya.