WahanaNews.co | Dalam dua Minggu terakhir, kasus kematian babi akibat terpapar African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika di Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, terus meningkat.
Namun, Pemerintah belum melakukan tindakan terkait kasus ASF ini.
Baca Juga:
Bupati Barito Timur: Kepala Desa Diminta Terus Berinovasi dan Kreatif Bangun Desa
Kades Gumpa, Salakman mengungkapkan, kasus kematian babi di desanya mulai muncul sejak dua minggu yang lalu. Kematian tersebut terus meningkat hingga mencapai sekitar 200 ekor.
"Biasanya tiga hari demam langsung mati. Sampai saat ini belum ada penanganan, kalau babi mati biasanya warga langsung kubur," ungkapnya.
Sejumlah desa yang mengalami kasus ASF yakni Desa Lalap, Kotam dan Ampari Bura di Kecamatan Patangkep Tutui dan Desa Gumpa dan Desa Matarah di Kecamatan Dusun Timur.
Baca Juga:
Pemerintah Kalimantan Tengah Gelar Pasar Murah di SMAN 1 Dusun Tengah
Babi yang mati di Desa Gumpa rata-rata sudah besar, karena itu Salakman memperkirakan total kerugian akibat kematian babi mencapai ratusan juta rupiah.
"Kita rata-rata saja per ekor babi yang mati beratnya 30 kilogram, dikalikan 200 ekor, kemudian dikalikan harga daging babi Rp45 ribu per kilogram," urainya.
Camat Patangkep Tutui, Nina Marissa membenarkan adanya kasus ASF di beberapa desa. Namun hingga kini Nina belum mendapatkan laporan dari pemerintah desa jumlah kematian babi.