WahanaNews.co | Video
yang menayangkan penganiayaan pria oleh sejumlah orang viral di media sosial.
Pria malang tersebut terlihat lemah tak berdaya. Aksi brutal itu menuai
berbagai kritik dan kecaman.
Baca Juga:
IDI Ingatkan Masyarakat Agar Tidak Abaikan Risiko Penularan COVID-19
Dalam video berdurasi 38 detik itu, tampak sejumlah orang
berkerumun mengelilingi pria yang terbaring di aspal.
Mereka tampak memegang benda seperti kayu panjang, ada juga
yang memegang tali. Kayu itu dipakai untuk mendorong tubuh bahkan untuk memukul
pria yang terkulai di aspal.
Video itu pertama kali disebarkan Jhosua Lubis yang
merupakan keponakan dari korban. Peristiwa itu terjadi di Desa Sianipar Bulu
Silape, Kecamatan Silaen, Tobasa, Sumatera Utara (Sumut) pada Kamis (22/7)
lalu.
Baca Juga:
Varian Covid-19 Terbaru, WHO Peringatkan Potensi Bahaya Arcturus
Jhosua mengatakan pamannya yang menjadi korban dalam video
tersebut bernama Salamat Sianipar (45). Sementara warga yang mengelilingi
Salamat tak lain adalah warga kampung pamannya.
Korban Positif
COVID-19
Jhosua mengatakan pamannya dalam kondisi positif COVID-19.
Atas kejadian penganiayaan tersebut, pihak keluarga akan menempuh jalur hukum
dengan melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
Jhosua Lubis menceritakan soal peristiwa itu. Dia menyebut
kejadian itu berawal setelah Salamat terkonfirmasi positif COVID-19.
"Kalau kurun waktu kejadiannya sudah terkena COVID-nya
saya kurang tahu. Yang saya tahu, jadi sudah tes. Terus sudah dites, hasilnya
keluar positif. Terus tanteku (istrinya) ini negatif dan kedua anaknya negatif.
Terus isolasi mandiri mereka di rumah. Omku ini beda kamar sama istri dan
anaknya, disuruh dokter karena gejalanya masih ringan," sebut Jhosua
dimintai konfirmasi, Sabtu (24/7/2021).
Dia menyebutkan, setelah di rumah, ada oknum masyarakat
tidak senang dan ketakutan karena Salamat positif COVID-19. Lalu, dia ditarik
paksa dari rumah dan diasingkan ke suatu tempat.
"Terus setelah pulang dari klinik, pas di rumah,
sorenya ada masyarakat tidak senang kalau omku ini terkena COVID. Jadi ditarik
paksalah dari rumah omku ini oleh masyarakat untuk tidak di rumah," sebut
Joshua.
Korban Diasingkan
hingga Dianiaya
Jhosua menuturkan Salamat diasingkan ke suatu tempat.
Keesokan harinya, Salamat pun pulang ke rumahnya. Masyarakat yang melihat tidak
terima hingga terjadi seperti yang ada di video viral.
"Terus keesokan harinya, omku ini pulang ke rumah.
Terus warga melihat lagi kedatangan omku di rumah dan warga tidak terima.
Akhirnya terjadilah kejadian seperti di video. Lehernya ditali, tangannya
diikat, digebukin," sebut Jhosua.
Dia mengaku, setelah kejadian itu, Salamat kabur dan baru
diketahui kabarnya siang ini. Dia pun saat ini telah ditangani. Selain itu,
Joshua mengaku pihak keluarga sedang melaporkan kejadian ini ke pihak
kepolisian setempat.
"Ini lagi dibuat laporan ke pihak kepolisian,"
ucap Joshua.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Toba Iptu Bungaran
Samosir mengatakan sejauh ini pihaknya belum menerima laporan atas kejadian
tersebut.
"Belum ada laporannya," ucap Iptu Bungaran
dimintai konfirmasi. [qnt]