WahanaNews.co | Pupuk organik secara mandiri maupun melalui mekanisme bantuan dari pemerintah masih dinilai sebagai solusi atas terbatasnya jumlah pupuk subsidi yang mampu disediakan pemerintah, serta masalah lain yaitu harga pupuk non-subsidi yang cukup tinggi.
Seperti yang dilakukan oleh petani asal Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel), Sugeng Riyanto.
Baca Juga:
DKPP Kota Madiun Catat Alokasi Pupuk Bersubsidi 2025 Untuk Petani 1.028 Ton
Sugeng mengatakan bahwa pupuk organik menjadi alternatif jitu yang bisa dilakukan petani agar tetap bisa memenuhi kebutuhan akan pupuk bagi tanaman.
"Ada, dengan mengelola kotoran dari kandang ternak sapi dan jadi pupuk organik, sudah lama lakukan," kata Sugeng saat dihubungi, Jumat (27/5/2022).
Meski cocok untuk dijadikan alternatif, lanjut Sugeng, namun masih banyak petani masih belum sadar dan harus ada yang menggerakkan dalam penggunaan pupuk organik tersebut. Karena tidak instan seperti menggunakan pupuk subsidi atau kimia.
Baca Juga:
Pemkab Banyuwangi Terapkan Konsep Pertanian Terintegrasi
"Terkadang petani masih kurang sadar, harus ekstra tenaga dalam pengaplikasiannya,” katanya.
Dia memaparkan untuk pupuk organik, satu ton tak cukup sehari untuk diangkut ke sawah. Jadi kadang-kadang masyarakat belum sadar. Akhirnya ditumpuk dan ditimbun di belakang sawah.
Oleh karena itu, kata Sugeng, pihaknya berharap peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk membantu petani merealisasikan dan mencari solusi ketergantungan dalam penggunaan pupuk subsidi tersebut.