Sonny Tandra juga tak permasalahkan berkaitan sinyalemen anaknya mendapat proyek pokir di RSUD Undata.
“Setiap orang itu punya hak untuk hidup, punya hak untuk mencari nafkah, kalau memang ia kuat bajalan kiri-kanan dan ia dapat itu pekerjaan berarti itu hak ia, saya tidak bisa menahan. Saya juga tidak pernah menekan-nekan orang, dan tidak pernah mengarahkan orang tertentu untuk diberikan pekerjaan, termasuk anak saya,” tuturnya.
Baca Juga:
Pertentangan: Kebijakan Sekprov Diabaikan Pejabat Dinas Sulteng
Tandra merujuk pada kasus pelaksanaan proyek toilet di RSUD Undata dari pokirnya, yang dikerjakan oleh anak lelakinya, ia membantah ada unsur KKN. Tandra berdalih bahwa penunjukan kontraktor di proyek kaku ini adalah kewenangan Direktur Utama RSUD Undata Herry Mulyadi.
“Ada yang menulis bahwa saya yang menunjuk kontraktor proyek WC RSUD Undata itu, memangnya saya yang tanda tangan SPK, kewenangan apa saya disitu, itu semua kerjaan setiap kepala OPD karena memang itu hak dia, kami hanya mengusulkan anggarannya,” sanggah Sonny.
Ketua Komisi III DPRD Sulteng ini melanjutkan kalimat, jika itu kewenangan saya menunjuk kontraktor di RSUD Undata, maka bukan hanya proyek kakus saja yang diberikan kepada anaknya.
Baca Juga:
Praktik Pecah Paket Pokir DPRD Sulteng Cara Hindari Lelang, Sony Tandra: Jika Memang Salah, Silahkan KPK Tangkap tanpa Kecuali
“Saya berikan pasti proyek besar-besar, alkes disitu saya berikan semua, betul gak,” ujar Sonny sambil tertawa.
Saat pers bertanya, apakah betul anaknya yang mengerjakan proyek kakus di RSUD Undata, bahwa ia tidak mengetahuinya.
“Saya tidak tahu soal itu, saya juga tidak pernah menanyakan kepada anak saya, ia sudah besar kok, sudah mau lulus kuliah, masa saya mau urus semua pekerjaannya. Ia bukan cuma dapat pekerjaan disitu, tetapi sampai di Jawa Timur sama panglima. Saya baru tahu kemarin setelah ketemu Farid menyampaikan ke saya,” ujar Sonny kepada pers di kantornya di Gedung DPRD Sulteng, Selasa (14/11/2023).