WahanaNews.co | Sejumlah fraksi partai menjelaskan
aksi walkout para anggota DPRD DKI
Jakarta ketika Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membacakan pandangan
pada rapat paripurna, Senin (14/12/2020).
Aksi walkout tersebut berawal dari pernyataan
kekecewaan yang disampaikan anggota Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta,
Jamaludin.
Baca Juga:
Dinkes Jakarta Tegaskan Tak Ada Lonjakan Covid-19, Meski Kasus Global Naik
Jamaludin
mempertanyakan, apakah pandangan umum yang akan disampaikan merupakan
pernyataan dari DPW PSI atau Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta.
Pertanyaan
itu muncul merujuk pada sikap Fraksi PSI yang diklaim sempat menyetujui
Rancangan Kinerja Tahunan (RKT) DPRD DKI Jakarta, yang salah satu isinya perihal
kenaikan gaji para anggota, namun DPW PSI Jakarta dengan tegas
membantah bahwa fraksinya menyetujui kenaikan upah anggota DPRD DKI.
"Tidak
terjadi apa yang sudah disepakati (RKT), tidak diakui oleh partainya. Kalau
memang tidak (diakui), saya tidak akan bersedia mendengarkan. Saya akan
keluar," kata Jamaludin di ruang rapat paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta,
Senin (14/12/2020).
Baca Juga:
Siap Tangani Kegawatdaruratan, Kepulauan Seribu Siagakan Dua Unit Ambulans
Pernyataan
itu disambut oleh tepuk tangan dari anggota DPRD DKI Jakarta lainnya yang turut
menghadiri rapat paripurna.
Setelah
menyampaikan pernyataannya, Jamaludin meninggalkan ruang rapat,
diikuti oleh anggota DPRD DKI yang lainnya, kecuali anggota Fraksi PSI.
Namun, walkout tak berlangsung lama, karena
setelah Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta, Idris Ahmad, rampung membacakan pandangan umum
fraksinya, para anggota Dewan yang sebelumnya keluar kembali memasuki ruangan.
Sejumlah
fraksi pun menjelaskan arti dari walkout
anggotanya pada rapat paripurna DPRD DKI Jakarta tersebut.
Jamaludin:
Bukan Keputusan Golkar
Selaku
pihak yang pertama kali meninggalkan ruang rapat paripurna, Jamaludin
menegaskan, dia tidak mewakili sikap Fraksi Golkar, melainkan keputusan
pribadi.
"Saya
di sini mewakili rakyat, bukan mewakili partai. Namanya saya keluar, ya
mungkin mereka juga (mengikuti)," kata Jamaludin.
Dia
berujar, aksi walkout dilakukan tanpa
ada kesepakatan dengan anggota lain terlebih dahulu.
"Tidak,
jadi ini tidak ada kesepakatan. Ini murni saya saja. Karena saya sudah kecewa
dengan sikap-sikap seperti itu, apalagi ada bahasa bahwa DPRD ini merampok uang
rakyat," ujar Jamaludin.
F-PAN: Tak
Ada Walkout
Ketua
Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI Jakarta, Bambang Kusumanto,
membantah Fraksi PAN ikut walkout.
"Terkait
aksi Walk Out DPRD terhadap Fraksi PSI, perlu
kami sampaikan, Fraksi PAN tidak Walk Out,"
ujar Bambang, dalam pesan tertulis, Selasa (15/12/2020).
Bambang
menjelaskan bahwa banyak anggotanya yang memilih ikut rapat secara virtual,
sehingga tidak terlihat secara fisik.
Meski
demikian, pihaknya tetap mendengarkan pandangan Fraksi PSI.
Terkait
anggota Fraksi PAN yang hadir langsung, Bambang berkilah bahwa kala itu sedang
istirahat.
"Kebanyakan
anggota kami ikut secara virtual dan sebagian sedang coffee break saat acara berlangsung," tuturnya.
Mewakili
Fraksi PAN, Bambang menegaskan bahwa partainya menghormati pandangan setiap
fraksi, termasuk PSI.
"Pandangan
kami, siapapun berhak menyatakan pendapat dan berhak dihargai
pendapatnya," tutur Bambang.
F-Gerindra:
Ada yang Walkout, Ada yang Ingin Merokok
Wakil
Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, S Andyka, menyatakan bahwa keputusan anggotanya keluar ruang rapat
bukan sepenuhnya karena walkout
memprotes PSI.
Menurut
Andyka, beberapa anggotanya punya urusan pribadi masing-masing saat sejumlah
anggota DPRD DKI Jakarta walkout
menjelang Fraksi PSI membacakan pandangannya.
"Sempat
ikut keluar juga walkout, tapi kan keluarnya beda-beda. Artinya, ada
yang keluar karena mau merokok, karena mau buang air kecil, ada yang keluar
karena memang punya sikap yang sama," kata Andyka.
Andyka
juga menegaskan bahwa sebagai pimpinan Fraksi Gerindra, ia tidak menginstruksikan
anggotanya untuk walkout. [dhn]