Begitu juga dengan jenis mi lainnya untuk pelengkap makanan seperti bakso dan mi ayam.
"Sejauh ini, dampak konflik terhadap pasokan gandum Indonesia masih belum jelas, meskipun bukti anekdot dari toko-toko dan restoran lokal menunjukkan bahwa produk-produk yang terbuat dari bahan pokok semakin sulit ditemukan," demikian laporan media yang berkantor pusat di Doha, Qatar, itu.
Baca Juga:
Pihak Indofood Pastikan Indomie Sudah Penuhi Standar Keamanan Pangan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina mengekspor hampir 3 juta ton gandum dan meslin atau sereal yang terdiri dari campuran gandum dan gandum hitam ke Tanah Air pada 2020.
Ini menjadikan Indonesia pengimpor gandum terbesar.
Sebab, pada tahun yang sama, Argentina mengekspor 2,63 juta ton gandum dan meslin ke negara Asia Tenggara itu, sementara Australia di dekatnya menyediakan hampir 831 ribu ton.
Baca Juga:
BPOM Pastikan Indomie di Indonesia Aman Dikonsumsi, Ini Alasannya
Asisten peneliti di Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), Lestary Barany, mengatakan, sudah ada bukti pasokan gandum ke berbagai negara, termasuk Indonesia, terganggu akibat perang Ukraina dan Rusia.
"Ketika Rusia menginvasi Ukraina, aktivitas di pelabuhan Ukraina berhenti. Banyak lumbung terletak di timur, dekat dengan daerah yang diduduki pasukan Rusia. Dengan begitu, ancaman dari sisi pasokan bahan-bahan ini menjadi lebih nyata," kata Barany kepada Aljazeera.
Hingga kini, manajemen Indomie belum merespons pesan media mengenai habisnya stok Indomie di Medan. [gun]