WahanaNews.co | Panitia
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Karduluk, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa
Timur, jadi korban ancaman teror bom melalui pesan berantai di sebuah grup
WhatsApp.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Panitia pilkades berencana melaporkan pengancam kepada pihak
berwajib.
"Hal ini dilakukan demi memangkas potensi terjadinya
konflik yang semakin meluas, akibat tersebarnya hasut dan fitnah," kata
Kuasa Hukum Panitia Pilkades, Sulaisi Abdurrazaq, Rabu (28/7).
Menurutnya, panitia mendapat ancaman dipicu karena diduga
adanya perasaan tidak puas dari pihak tertentu. Beberapa hari sebelumnya juga
ada pihak yang menghasut sejumlah warga untuk menggelar demonstrasi menolak
pilkades.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Pedemo sempat membawa surat tentang dugaan kejanggalan yang
dilakukan panitia pilkades. Misalnya panitia dituding tidak transparan dalam
melampirkan data penetapan calon berupa kartu keluarga dan kartu tanda pengenal
penduduk.
Padahal hal tersebut tidak boleh dilakukan di ruang publik.
Panitia cukup mengumumkan bakal calon yang lolos. Oleh karena itu, pihak panitia
membantah narasi negatif yang beredar di masyarakat.
"Dalam narasi surat yang disampaikan oleh warga pedemo
kepada pemerintah datanya palsu. Tidak sama dengan yang dimiliki panitia. Dari
data ini mereka punya senjata dalam menggerakkan massa," ujarnya.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polres Sumenep AKP Widiarti
meminta masyarakat agar segera melapor ke kepolisian jika ada ancaman. Nantinya
kepolisian akan mendalami hingga melakukan penyelidikan.
"Kalau merasa terancam silakan lapor ke Polres biar segera
bisa ditangani," kata Widiarti.
Sebelumnya, panitia pilkades Karduluk, Sumenep, Jawa Timur
mendapat pesan berisi ancaman. Pengirim pesan berencana membuat kericuhan jika
pilkades tetap digelar. Panitia pilkades lantas berencana melaporkan kepada
polisi.
"Kami masyarakat Karduluk menolak keras cakades dari
luar Karduluk kalau itu tetap dilakukan jangan salahkan kami masyarakat kalau
bertindak apa yang tidak diinginkan pertumpahan darah bom dan kotas yang akan
menghancurkanKarduluk, camkan ini pas sampaikan berita ini ke semua
panitia," bunyi ancaman yang tersebar dalam grup WhatsApp. [dhn]