WAHANANEWS.CO, Medan - Harapan Wakil Wali Kota Medan, Aulia Rachman, untuk bertarung sebagai calon Wali Kota Medan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Medan 2024 pupus sudah.
Dukungan dari tiga partai pengusung tiba-tiba dicabut sehari sebelum pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Medan.
Baca Juga:
Destinasi Hits Terbaru Indonesia, 5.000 Wisatawan Serbu IKN Setiap Hari
Aulia Rachman, yang merupakan kader PSI dan saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan, sebelumnya menjabat bersama Wali Kota Medan Bobby Nasution setelah memenangkan Pilkada Medan 2020. Sementara itu, Hidayatullah, yang merupakan kader PKS dan anggota DPR RI dari Dapil Sumut 1, merupakan calon pasangan awal yang didukung oleh Demokrat, PSI, dan PKS.
Ketua Tim Pemenangan Aulia Rachman, Ardian Denny, menjelaskan bahwa kegagalan ini disebabkan oleh pergeseran dukungan dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
"KIM Plus tampaknya ingin mengonsolidasikan dukungan di daerah dengan mengusung kandidat mereka sendiri, Rico Waas. PKS, yang memiliki posisi kuat setelah putusan MK, menolak keputusan tersebut dan memutuskan untuk mencalonkan pasangan mereka sendiri," ujar Ardian, mengutip CNN Indonesia, Jumat (30/8/2024).
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Padahal, tambahnya, ketiga partai ini sebelumnya sudah memberikan formulir dukungan berupa B1 KWK kepada Aulia Rachman. Namun sehari menjelang pendaftaran, dukungan itu tiba-tiba ditarik tanpa alasan yang jelas.
"Tiga parpol ini sudah memberikan formulir B1 KWK. Sudah lengkap semuanya. Di H+1 berubah semua keputusannya. Bahkan pada saat hari pertama itu kami rapat seluruh partai pendukung sudah menyesuaikan untuk mendaftar. Setelah rapat selesai, malam harinya berubah lagi. Partai partai pengusung tiba tiba menarik dukungan tanpa dasar, kami tidak tahu alasannya," tutur Denny.
Menurut Denny, Aulia Rachman setelah mendapatkan kabar tersebut pun langsung merasa kecewa. Begitu pula para pendukungnya. Apalagi, sambungnya, dukungan itu ditarik di menit-menit terakhir.
"Jelas pasti kecewa (Aulia). Apalagi perjuangannya untuk meraih itu benar benar serius dilakukan, negosiasi dilakukan dengan beberapa petinggi partai hingga akhirnya dapat rekomendasi. Namun entah kenapa setelah masuk hari pendaftaran mereka menariknya tanpa informasi yang jelas. Tapi itu keputusan DPP, beliau tidak bisa bertindak apa apa, ya pasrah sajalah,"ungkapnya.
Denny pun belum bisa memastikan langkah selanjutnya Aulia, termasuk nasibnya bersama PSI.
"Kami belum bicara panjang lebar tentang posisi dia di PSI. Tapi sampai saat ini masih kader. Apakah ke depan akan keluar atau tidak mungkin proses waktu ya ke depan. Karena belum ada pembahasan lebih lanjut dengan PSI sendiri," paparnya.
Sementara itu, Aulia Rachman hanya bisa pasrah tidak diusung tiga partai tersebut di Pilkada Medan.
Dia mengaku tidak mendapatkan penjelasan dari ketiga partai tersebut yang memilih meninggalkannya.
"Tidak ada penjelasan ke saya, itu semua kan berpulang ke partai. Partai melakukan hal itu, kita sebagai orang yang diusung, kita harus terima konsekuensi apa yang sudah diubah oleh partai. Tapi kita tak tahu informasinya apa, sehingga mereka menarik dukungan itu. Saya hanya berpulang kepada Allah, karena dia pemutus yang paling sempurna. Apapun putusan yang diberikan Allah kita harus terima," kata Aulia kepada CNNIndonesia.com.
Diketahui, partai yang pertama kali mencabut dukungan adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Padahal Aulia Rachman yang saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Medan itu rela keluar dari Partai Gerindra dan memilih menjadi kader PSI demi mendapatkan dukungan maju di Pilkada Medan.
Akan tetapi partai yang dipimpin anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep itu tiba tiba mengalihkan dukungan dari pasangan Aulia Rachman-Hidayatullah menjadi ke Rico Waas.
Rico Waas adalah keponakan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
Di Pilkada Medan, Rico Waas berpasangan dengan Zakiyuddin Ketua DPC Partai Gerindra Padanglawas Utara.
Ketua PSI Kota Medan, Renville Napitupulu, mengonfirmasi bahwa PSI menarik dukungan dari pasangan Aulia Rachman-Hidayatullah dan mengalihkan dukungan kepada Rico Waas dan Zakiyuddin, sesuai arahan dari DPP PSI.
Renville menambahkan bahwa formulir dukungan (B1 KWK) telah diserahkan kepada Rico Waas dan Zakiyuddin, dan pihaknya mengikuti keputusan partai tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai alasan penarikan dukungan tersebut.
Sementara itu, Sekretaris DPD Demokrat Sumut, Yudha Johansyah, enggan menjelaskan alasan pencabutan dukungan terhadap Aulia Rachman, dengan menyatakan bahwa perubahan dukungan di pilkada adalah hal yang biasa terjadi, bahkan hingga menit-menit terakhir. Demokrat kini mendukung Rico Waas dan Zakiyuddin.
PKS juga memutuskan untuk meninggalkan Aulia Rachman dan mengusung calon mereka sendiri, memasangkan Hidayatullah dengan Ahmad Yasir Ridho Lubis, mantan Sekretaris DPD I Partai Golkar Sumut.
Dengan perubahan dukungan dari tiga partai tersebut, harapan Aulia Rachman untuk maju dalam Pilkada Medan harus sirna.
Di sisi lain, Wali Kota Medan Bobby Nasution telah terdaftar di KPU untuk maju dalam Pilgub Sumut dengan dukungan koalisi besar KIM Plus, bersaing melawan petahana Edy Rahmayadi yang didukung oleh koalisi kecil yang dipimpin oleh PDIP.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]