Namun, saat perjalanan turun, tepatnya sekitar pukul 15.30 WIB, Jovita diduga terpeleset saat sedang memotret pemandangan menggunakan ponsel. Ia pun jatuh ke dalam jurang yang sangat curam.
Rekan korban yang menyaksikan kejadian tersebut langsung turun ke basecamp untuk meminta pertolongan. Informasi segera diterima oleh petugas, dan satu tim penyelamat dikerahkan dari pos terdekat.
Baca Juga:
Diselamatkan Dua Kali di Gunung Fuji, Pendaki Ini Nekat Panjat Lagi Gegara Ponsel Ketinggalan
“Kami yang menerima informasi dari basecamp langsung mengirimkan satu tim rescue dari Pos untuk melakukan evakuasi. Tim tiba di lokasi pukul 18.00 WIB dan berusaha melakukan evakuasi, namun terkendala oleh kondisi lokasi yang curam, gelap, dan membahayakan tim SAR. Akhirnya, tim memutuskan untuk melanjutkan evakuasi pada (Rabu) pagi hari,” terang Budiono.
Rabu pagi, pukul 07.00 WIB, tim SAR gabungan kembali melanjutkan misi evakuasi. Medan yang terjal dan minimnya titik jangkar (anchor) untuk tali evakuasi membuat proses semakin sulit.
Setelah hampir empat jam bekerja keras, tim berhasil menjangkau lokasi korban pada pukul 11.20 WIB dan melakukan packing jenazah. Proses penurunan korban ke basecamp rampung pada pukul 14.00 WIB.
Baca Juga:
Balai TNGR Bangun Toilet di Atas Awan, Jaga Lingkungan Gunung Rinjani
“Korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa, dengan cedera di kepala akibat terbentur batu, yang diduga menjadi penyebab kematiannya. Saat ini, korban telah dibawa ke RSUD Dr. Loekmono Hadi Kudus,” tambah Budiono.
Budiono juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh tim SAR gabungan yang telah bekerja keras dalam proses pencarian dan evakuasi tersebut.
Ia tak lupa mengingatkan pentingnya kewaspadaan bagi para pendaki.