WahanaNews.co | Mutasi bagi aparatur sipil negara (ASN) adalah hal yang biasa dan merupakan bagian dari bentuk pengabdian atas tugas yang diemban.
Baru-baru ini, Camat Gajahmungkur Ade Bhakti di Kota Semarang mengalami mutasi menjadi Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran. Uniknya, mutasi ini menjadi viral di media sosial.
Baca Juga:
Jaga Netralitas ASN dalam Pemilu 2024, Pemkot Jakbar dan Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta Gelar Luhkumtak
Mutasi Ade Bhakti diduga terkait dengan unggahan media sosialnya. Dia pernah mengunggah video yang dianggap menyindir lomba nasi goreng yang diadakan oleh Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang dikenal sebagai Mbak Ita, dalam rangka HUT Ke-78 Kota Semarang.
Beberapa hari kemudian, Ade Bhakti mengumumkan bahwa dia telah resmi dilantik menjadi Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang.
Kabar mutasi ini menjadi viral karena Ade Bhakti aktif bermedia sosial. Dia mem-posting tangkapan layar sebuah berita yang berjudul 'Usai Sindir Nasi Goreng Ala Mbak Ita, Camat Gajahmungkur Dicopot' melalui akun Instagram pribadinya @adebhakti.
Baca Juga:
Pembinaan Rohani Korpri, Puluhan ASN Muslim di Ende Gelar Kegiatan Bakti Sosial
Dalam unggahan tersebut, Ade Bhakti menulis, "STNK: Siap Tok No Kulo (Siap saja kalau saya)."
Selain berbicara tentang profesi barunya sebagai Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran, Ade Bhakti juga membeberkan prestasi yang telah diraihnya selama menjabat sebagai Camat Gajahmungkur.
“Evaluasi kinerja kecamatan tiga bulan sekali dari 16 kecamatan yo peringkat satu. Dari 51 dinas ya peringkat lima. Stunting aku masuk 60-an sekian sekarang tinggal 30-an. Urban farmingnya ya entuk CSR seko BRI ratusan juta,” papar Ade.
Ade menyatakan bahwa jika ada yang mengaitkan mutasinya dengan video terkait nasi goreng, itu hanyalah persepsi dari masyarakat. Baginya, rotasi pekerjaan adalah hal yang biasa terjadi.
"Jadi jika ada yang menyambungkan masalah nasi goreng dengan rotasi pekerjaan, itu hanya persepsi dan tergantung bagaimana orang merasa tersindir atau tidak, itu subjektif," katanya, seperti yang dikutip dari detikJateng pada Jumat (4/8/2023).
Ade menceritakan bahwa video tersebut diambil setelah dia membantu ibu-ibu untuk membuat video dalam lomba memasak nasi goreng. Karena itu, dia merasa sangat sering berhubungan dengan nasi goreng.
"Di situ kan menunya nasi goreng ya sudah malem sebelum makan teman-teman datang bawa nasi goreng itu, apa salahnya saya ngomong yah sego goreng meneh (nasi goreng lagi)," jelasnya.
Dia mengatakan nasi goreng memang makanan yang mudah dicari ketika lapar di malam hari. Menurutnya, lomba memasak nasi goreng itu juga bagus untuk mengenalkan Wali Kota Semarang kepada masyarakat.
"Saya senangnya bukan nasi goreng, nasi ruwet biar makan nasinya sama makan mi-nya jadi baguslah programnya apalagi untuk mengenalkan Wali Kota kita kepada warga masyarakat meskipun Wali Kotanya namanya panjang," lanjutnya.
Ade berharap bahwa ke depannya, dia dapat memberikan kontribusi yang positif di tempat kerjanya yang baru. Dia tidak ingin ada pandangan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran adalah tempat bagi orang-orang yang dianggap tidak berprestasi atau dianggap sebagai tempat pembuangan.
"Saya ingin mengubah pandangan tentang Dinas Pemadam Kebakaran yang selama ini dianggap sebagai tempat bagi orang-orang yang dipindahkan, tanpa prestasi, dan sejenisnya. Saya ingin membuktikan bahwa di sini ada orang muda yang mampu menjadi nomor dua di Dinas Pemadam Kebakaran dan ingin menciptakan sesuatu yang menarik," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, menegaskan bahwa mutasi tersebut dilakukan secara objektif dan merupakan hal yang biasa untuk menyesuaikan kebutuhan organisasi.
"Mutasi adalah hal biasa yang dilakukan untuk mengakomodasi kebutuhan organisasi," ujar Mbak Ita saat dikonfirmasi pada Rabu (2/8/2023).
Pelantikan Ade berlangsung pada hari Selasa (1/8) di Semarang. Sebanyak 349 pejabat ASN mengalami rotasi.
Mbak Ita juga menjelaskan bahwa rotasi tersebut dipersiapkan selama berbulan-bulan. Dia berusaha menempatkan orang-orang sesuai dengan kompetensi mereka.
"Pelantikan ini memakan waktu berbulan-bulan karena saya berusaha menempatkan teman-teman di posisi yang sesuai dengan keahliannya, right man on the right place," katanya.
"Tidak ada pertimbangan pribadi, saya berusaha menempatkan orang-orang sesuai dengan bidangnya," tegasnya. [eta]