WAHANANEWS.CO, Grobogan - Peristiwa kemunculan gundukan menyerupai gunung di Grobogan, Jawa Tengah, pada Maret 2024 sempat membuat geger masyarakat.
Kala itu, media sosial dibanjiri video dan foto yang memperlihatkan semburan tanah yang menyerupai letusan gunung berapi.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Serahkan 3.000 Sertifikat Tanah di Grobogan Jateng
Fenomena ini sempat memicu kebingungan publik, bahkan menimbulkan spekulasi liar mengenai kebenaran dan penyebabnya.
Banyak yang mengaitkannya dengan gempa bumi berkekuatan M 6,5 yang mengguncang kawasan tersebut pada 22 Maret 2024, dan diduga menjadi pemicu munculnya ‘gunung’ baru itu.
Menanggapi hal itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid A.N., menjelaskan bahwa yang muncul di Grobogan bukanlah gunung berapi, melainkan mud volcano atau gunung lumpur.
Baca Juga:
Pria Ludahi dan Pukul Wajah Nenek-nenek di Grobogan Gegara Persoalan Parkir
Menurut laporan resmi EGSA UGM yang dirilis pada Selasa (3/6/2025), gundukan tersebut memiliki tinggi sekitar 25 meter di atas permukaan tanah.
Proses pembentukannya disebabkan oleh gas alam yang menembus ke permukaan melalui sesar mendatar yang tegak (konduit), membawa serta lumpur yang lebih ringan dari sedimen di sekitarnya.
"Berbagai material, seperti lumpur, gas, batuan, belerang, garam, dan air akan diletuskan di permukaan membentuk kerucut seperti gunung," tulis artikel tersebut, mengutip penelitian Sabdaningsih (2020).
Gempa bumi yang terjadi sebelumnya juga disebut mempercepat migrasi hidrokarbon dan lumpur ke permukaan melalui rekahan atau patahan akibat gempa dangkal.
Proses inilah yang kemudian memicu semburan lumpur panas yang terlihat seperti letusan gunung api.
EGSA UGM menyebut bahwa fenomena ini sebenarnya bukan hal luar biasa untuk kawasan Grobogan.
Daerah tersebut memang kerap mengalami kejadian serupa, karena berada di jalur sesar memanjang dari arah barat daya menuju timur laut.
Struktur batuan yang dilalui sesar memungkinkan gas naik ke permukaan dengan lebih mudah.
Dampak Gunung Lumpur terhadap Lingkungan
Meski tidak seeksplosif letusan gunung berapi, mud volcano tetap menimbulkan dampak signifikan terhadap lingkungan sekitar. Salah satunya adalah kerusakan lahan pertanian milik warga yang berada di dekat lokasi semburan.
Selain merusak sawah dan ladang, lumpur panas yang keluar secara berkala dan berpindah-pindah juga mengancam keselamatan warga.
Tak hanya itu, gas-gas beracun seperti hidrogen sulfida dan karbondioksida yang terkandung dalam semburan lumpur juga menimbulkan risiko kesehatan serius.
"Gas hidrogen sulfida yang berbau menyengat seperti telur busuk dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan jika terhirup dalam jumlah banyak. Sementara gas karbondioksida dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan sesak napas, pusing, dan bahkan kematian jika terhirup dalam waktu lama," tulis laporan EGSA UGM.
Potensi dan Peluang dari Fenomena Alam Ini
Meski menimbulkan kerusakan, fenomena gunung lumpur juga menyimpan potensi. Pemerintah diharapkan bisa mengambil langkah mitigasi sekaligus memanfaatkan fenomena ini untuk kepentingan masyarakat, termasuk membuka peluang sektor baru seperti pariwisata dan industri kreatif.
Dalam laporan EGSA UGM dijelaskan bahwa lumpur yang dimuntahkan oleh mud volcano mengandung unsur mineral bernilai seperti litium, kaolinit, dan kalsit, serta mikroorganisme unik seperti bakteri halofilik.
Kombinasi unsur-unsur ini berpotensi besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai sektor, mulai dari industri hingga konservasi lingkungan.
"Potensi ini dapat dioptimalkan melalui penelitian lebih lanjut dan pengembangan teknologi yang berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat dan lingkungan," tertulis dalam laporan tersebut.
Selain sebagai potensi ekonomi, mud volcano juga menjadi objek penelitian ilmiah yang menarik.
Para ahli geologi, biologi, dan lingkungan dapat mempelajari lebih lanjut kandungan kimia dan material dalam semburan lumpur, guna memahami proses-proses kerak bumi, potensi sumber daya, serta dampaknya terhadap alam.
Beberapa komponen dalam lumpur bahkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan di bidang pertanian, energi, hingga kesehatan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]