WahanaNews.co | Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka merespons sentilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pengelolaan sampah di Kota Solo yang tak kunjung beres.
Gibran mengatakan pihaknya tengah membereskan masalah sampah dalam waktu dekat. Ia menyebut Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempa di Kecamatan Jebres segera beroperasi.
Baca Juga:
Kolaborasi Global, PLN Gandeng Sumitomo Kembangkan PLTSa Kapasitas 50 MW di Jawa Barat
"Lha iki tak beresi. Pembangkit Listrik Tenaga Sampahnya kan udah mau selesai," kata Gibran di Solo, Jawa Tengah, Kamis (22/12).
Pengembangan PLTSa di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempa itu sudah berlangsung bertahun-tahun. MoU antara Pemkot Solo dengan PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) sudah ditandatangani sejak 2016 silam. Pembangkit listrik dengan teknologi plasma gasifikasi itu awalnya ditargetkan beroperasi pada 2019.
Pada perjalanannya, PLTSa Putri Cempa sempat mengalami beberapa kendala. Di antaranya perubahan regulasi dari pemerintah pusat, negosiasi harga pembelian dari PT PLN, hingga kesepakatan mengenai tipping fee. Pembangunan fisik PLTSa Putri Cempa juga sempat terhambat karena pandemi Covid-19 pada awal tahun 2020 lalu.
Baca Juga:
Ternyata Begini Cara Sampah Diubah Menjadi Listrik di PLTSa
Gibran memastikan saat ini proses pengembangan PLTSa Putri Cempa sudah berjalan meskipun harus mundur dua tahun dari target semula.
"Tipping fee, dan lain-lain beres kabeh. Kita selesaikan semua, tenang aja," katanya.
Dihubungi terpisah, Direktur PT SCMPP, Elan Syuherlan menjelaskan PLTSa Putri Cempa masih menunggu proses sertifikasi laik operasi dari PT PLN. Sertifikasi sudah dimulai sejak awal Desember ini dan diperkirakan selesai dalam waktu tiga bulan.
"Kita kan ada banyak ya, ada 20 engine. Mungkin tiga bulan (selesai sertifikasi)," kata Elan dikonfirmasi lewat sambungan telepon.
PLTSa Putri Cempa nantinya akan memproduksi listrik sebanyak 8 MW dengan rincian 5 MW didistribusikan ke pelanggan PLN dan sisanya 3 MW digunakan untuk operasional PLTSa sendiri.
Untuk produksi, PLTSa Putri Cempa membutuhkan 545 Ton sampah per hari. Lebih banyak dari kapasitas sampah yang berada di kisaran 350 Ton. Untuk memenuhi kekurangan 195 Ton tersebut, PLTSa Putri Cempa akan mengambil dari tumpukan sampah yang sudah ada di TPA.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyindir Pemerintah Kota Solo dan Provinsi DKI Jakarta tentang pengelolaan sampah yang tidak kunjung beres.
Jokowi menyebut sudah 20 tahun permasalahan sampah di Solo tak rampung. Ia menyebut ada problem pada tipping fee atau bea gerbang yang dikeluarkan pemerintah ke pihak pengelola sampah.
"Saya pengalaman sejak wali kota sampai sekarang, urusan sampah belum pernah namanya beres. Mau membuat apa, in generator aja urusannya yang namanya tipping fee sampai sekarang di Solo belum," kata Jokowi pada Rakernas Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (21/12).[zbr]