“Yang pertama kali tinggal di sini Pak Sitas, dia anggota TNI. Tahun 1988 dijual, ganti ke masyarakat biasa namanya Pak Wandi. Terus ganti lagi namanya Bu Sadiah. Ganti lagi Pak Kirno, ganti lagi Pak Miftah, ganti lagi Bu Vina. Ini yang keenam,” kata Astini, warga sekitar.
Vina yang merupakan pembeli keenam kemudian membangun rumah tersebut jadi kontrakan dua pintu. Satu rumah kemudian dikontrak oleh Ayu dan dibangun septic tank baru.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Kronologi Penemuan Mayat Mantan Bupati Jembrana Bali
“Lagi dibangun kontrakan. Jadi, Bu Vina beli dan dibangun kontrakan dua pintu. Satu Mas Fahri dan dihuni Bu Ayu, yang satu Mas Ramli. Baru setahun jadi, begitu jadi ditempatin, udah ganti-ganti orang, jual beli,” ujarnya.
Astini menyampaikan, dulunya Sitas merupakan anggota TNI yang pernah bertugas di Papua dan menjadi pasukan Dwikora hingga ke Timor Timur. Namun, saat ini Sitas sudah meninggal dunia.
“Saya rasa yang pertama (yang punya), karena dia pernah cerita tugas di Papua, Dwikora di Malaysia dan Timor Timur. Tinggal di Cibinong, tapi sudah meninggal di kampung, suami istri udah meninggal,” kata Astini.
Baca Juga:
Ilmuwan Ungkap Ngupil Bisa Picu Alzheimer, Ini Penjelasannya
Sementara, Kapolsek Sukmajaya Kompol Margiyono mengatakan pihaknya menerima laporan dari warga mengenai penemuan granat tersebut. Keterangan saksi, granat ditemukan saat dilakukan penggalian septic tank sedalam 1 meter.
“Kira-kira kedalaman 1 meter ditemukan sebuah granat dan beberapa peluru. Kemudian oleh tukang itu, barang itu taruh di ember kemudian melaporkan ke Polsek Sukmajaya,” jelas Margiyono.
“Kami beserta tim dari Reskrim dari inafis dari Polres menuju TKP Kemudian kami memberikan police line supaya masyarakat tidak ada yang masuk. Sambil menunggu dari jibom, jadi yang akan menetralisir adalah jibom,” ujarnya.