WahanaNews.co | Meski beberapa sekolah melarang penggunaan kecerdasan buatan di balik ChatGPT, aplikasi tersebut kini semakin meluas di kalangan siswa melalui perusahaan Chegg Inc.
Perusahaan pembuat perangkat lunak pendidikan asal Amerika Serikat ini telah menggabungkan korpus jawaban kuis mereka dengan model kecerdasan buatan ChatGPT yang dikenal sebagai GPT-4 untuk menciptakan CheggMate, sebuah alat bantu belajar yang disesuaikan untuk siswa.
Baca Juga:
Dua Teman Korban Siswa SMKN Semarang yang Tewas Ditembak Polisi Masih Trauma
"Ini seperti memiliki seorang tutor dalam genggamanmu," kata CEO Chegg, Dan Rosensweig, kepada Reuters pekan lalu, sebelum mengumumkan CheggMate pada Senin, 17 April.
Menurut Rosensweig, perangkat lunak ini akan menyesuaikan diri dengan siswa dengan memproses data tentang mata pelajaran yang mereka ambil dan pertanyaan ujian yang mereka lewatkan, serta memberikan latihan tes dan panduan belajar secara personal, sesuai dengan kebutuhan siswa, hal yang tidak bisa dilakukan oleh program umum seperti ChatGPT.
CheggMate akan tersedia secara gratis pada bulan depan untuk awalnya, demikian disampaikan oleh Chegg.
Baca Juga:
Diduga Siswi Disabilitas Dilecehkan Guru SLB, Keluarga Lapor Polisi
Peluncuran ini berpotensi memperluas penggunaan kecerdasan buatan oleh siswa, di saat para pendidik sedang menghadapi konsekuensi penggunaan teknologi ini.
Peluncuran ChatGPT tahun lalu membuat siswa mengumpulkan tugas-tugas yang ditulis dengan jelas oleh chatbot tersebut, memungkinkan beberapa siswa menghindari pekerjaan kursus mereka dan memaksa fakultas untuk memeriksa integritas tugas tersebut.
Distrik Sekolah Unified Los Angeles telah memblokir akses ke ChatGPT pada perangkat dan jaringannya, seperti yang dilaporkan kepada Reuters, sementara institusi seperti Sciences Po di Prancis melarang penggunaannya karena khawatir plagiarisme. Namun, beberapa guru lainnya telah mendorong penggunaan ChatGPT jika diungkapkan, untuk tujuan kritik.